RAMBUT RONTOK KARENA STRESS


Rambut rontok adalah masalah rambut yang paling sering terjadi pada wanita dan pria. Banyak orang berpikir jika memakai produk mahal kerontokan akan teratasi, tapi nyatanya tidak. Riset membuktikan bahwa shampoo dan produk lain tidak selalu efektif.
Stres dan rambut rontok seringkali disebut memiliki hubungan sebab akibat. Banyak orang beranggapan, stres dapat membuat rambut rontok dan sebaliknya. Rambut rontok benar-benar membuat stres. Siapa yang tidak panik ketika melihat banyak helaian rambut tertinggal di sisi dibandingkan biasanya?
Pada umumnya, rambut memiliki siklus yang berkembang 3-4 tahun, kemudian istirahat 3-4 bulan untuk tumbuh lagi atau mengganti rambut baru. Rambut yang mengalami kerontokan menjadi sebuah tanda pada proses terjadinya pergantian rambut baru. Pada beberapa orang yang mengalami kerontokan rambut, rambut akan mudah tumbuh kembali dalam kurun waktu seminggu atau beberapa bulan.
Rambut kehilangan kekuatan dan keelastisannya yang normal sehingga menjadi rapuh, lalu rontok dari kulit kepala. Rambut yang rontok 50-100 helai per hari masih terhitung normal. Namun, kerontokan yang parah dapat memicu terjadinya kebotakan. Jika rambut rontok tidak sampai ke akarnya maka folikel rambut dapat tumbuh kembali, tetapi jika kerontokan sampai ke akarnya dapat terjadi luka dan merusak folikel rambut sehingga rambut tidak bisa tumbuh lagi.
Stress menjafi faktor utama dalam kerontokan rambut karena stress memicu produksi hormon testosteron yang bertanggung jawab atas “pola kebotakan” pada pria. Rasa tegang, khususnya di leher dan bahu akan menghambat sikulasi darah ke kulit kepala serta folikel akan menjadi lemah dan kekurangan makanan.
Daniel K. Hall-Flavin, M.D, psikiater dari Mayo Clinic mengatakan, stres dan rambut rontok memang punya keterkaitan satu sama lain. Daniel memaparkan, ada tiga kondisi penyebab rambut rontok yang dikaitkan dengan stres tingkat tinggi.  Inilah kondisi tersebut :
1.      Alopecia areata
Alopecia areata adalah suatu kondisi rambut rontok yang umumnya terjadi pada daerah yang berbatas tegas seperti kulit kepala. Banyak faktor penyebab alopesia areata, termasuk salah satunya stres berat. Orang dengan alopecia areata, sel darah putih akan menyerang folikel rambut, menghentikan pertumbuhan rambut, sehingga membuat rambut rontok.
2.      Telogen effluvium
Telogen effluvium adalah bentuk alopesia yang ditandai dengan kerontokan rambut secara difus yang dapat terjadi secara akut maupun kronis. Dalam kondisi ini, stres emosional atau stres fisik turut mendorong pertumbuhan rambut masuk ke dalam fase istirahat. Dalam beberapa bulan, rambut-rambut yang terkena efeknya akan tanggal secara tiba-tiba. Misalnya, saat Anda sedang menyisir atau sedang keramas.
3.      Trikotilomania
Trikotilomania adalah gambaran kondisi kejiwaan di mana orang memiliki kecenderungan menarik rambut, alis atau bagian lain dari tubuh mereka sendiri. Orang dengan kondisi seperti ini biasanya sedang mengalami masalah dengan perasaannya (tidak nyaman), seperti stres, cemas, tegang, kelelahan, kesepian, atau frustrasi.
Stres dan rambut rontok tidak harus permanen. Jika Anda mampu mengendalikan stres, besar kemungkinan rambut Anda akan tumbuh kembali. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda melihat rambut rontok tiba-tiba atau mengalami kerontokan yang tidak wajar ketika menyisir atau mencuci rambut. Rambut rontok tiba-tiba merupakan sinyal dari kondisi medis bahwa Anda perlu mendapatkan pengobatan.
Cara mengatasi rambut rontok karena stress yaitu dengan menghilangkan rasa stress itu sendiri. Banyak cara menghilangkan rasa stress, antara lain:
1.      Jalan-jalan
Stress dapat disembuhkan dengan jalan-jalan. Jalan-jalan tidak harus mahal dan tidak harus mengeluarkan uang. Misalnya jalan-jalan di taman rekreasi didekat rumah. jika tidak ingin mengeluarkan uang sama sekali, jalan-jalanlah ke sawah. Berjalanlah di pematang sawah, dan rasakan angina yang berhembus, lihatlah hijau sayur dan padi yang ada di sawah tersebut. Warna hijau pada tanaman ternyata dapat digunakan sebagai terapi untuk menghilangkan rasa stress.
2.      Katarsis
Stress dapat menjadi masalah yang lebih besar, terutama bagi orang yang introvert atau orang yang suka menyendiri. Salah satu cara dengan melakukan katarsis. Misalnya dengan menulis cerpen, atau menulis opini, menulis lirik lagu. Dimana isi tulisan tersebut bentuk luapan isi hati
3.      Konsultasikan
Stress akut yang menyerang, salah satu jalan keluarnya adalah dengan cara mengkonsultasikan kepada psikolog. Keuntungan konsultasi ini akan memberikan pencerahan dan masukan baru bagi diri.
4.      Anggap hal itu bukan sebagai masalah
Anggap masalah yang menyebabkan stress itu bukanlah masalah yang harus terus dipikirkan. Tetapi sebagai tantangan dan pemicu untuk hidup. Masalah itu benar-benar akan menjadi masalah besar ketika selalu memikirkan hal itu masalah, padahal masalah yang kita anggap masalah tersebut belum tentu dianggap sebagai masalah.
Inilah cara mengatasi rambut rontok karena stress. Jika stress sudah sembuh, langkah selanjutnya adalah merawat rambut dengan menggunakan lidah buaya atau dengan metode lain.
Next
Previous
Click here for Comments

0 comments: