Identifikasi Morfologi Bakteri dan Jamur


Download : KLIK DISINI
HALAMAN PENGESAHAN

1.    Nama Pengujian/Analisis/Materi : Identifikasi Morfologi Bakteri dan Jamur

2.    Penyusun                                    :

Deby Kurniadi                                25010111140277


3.    Lokasi Kegiatan                           : Laboraturium Terpadu FKM UNDIP





                                                                            Semarang,18 Mei 2012
Mengetahui,                                                                Asisten Praktikum
PJMK/Dosen Praktikum



Woeryanto, M.Si                                                         Fitriana Putri U.
 NIP : 130606878                                                        NIM : E2A009110






DAFTAR ISI
1.    Halaman Pengesahan...............................................................................1
2.    Daftar Isi....................................................................................................2
3.    Daftar Gambar...........................................................................................3
4.    Daftar Lampiran.........................................................................................4
5.    Prakata......................................................................................................5
6.    Pendahuluan
a.    Tujuan Praktikum.................................................................................6
b.    Manfaat Praktikum...............................................................................6
7.    Dasar Teori................................................................................................7
8.    Metode Praktikum
a.    Alat dan Bahan...................................................................................40
b.    Skema kerja berisikan alur kerja praktikum.......................................40
9.    Hasil dan Pembahasan............................................................................41
10.  Penutup
a.    Kesimpulan........................................................................................49
b.    Saran.................................................................................................50
11.  Daftar Pustaka.........................................................................................51
Lampiran

Daftar Gambar
Gambar                                                                                                           Hal
1 Mikroskop Cahaya ( Elektrik )                                                                     8
2 Mikroskop Cahaya Monokuler                                                                    11
3 Mikroskop Elektron                                                                                      15
4 Bagian-bagian Khamir (Yeast)                                                                    24
5 Khamir (yeast)                                                                                             25
6 Bacillus sp                                                                                                    26
7 Makrokonidia                                                                                               27
8. Penicillium sp.                                                                                             29
9. Bakteri Tahan Asam                                                                                   30
10. Streptococcus sp                                                                                     31
11. Bagian tubuh Rhizopus sp                                                                        33
12. Siklus Hidup Rhizopus sp                                                                         34
13. Aspergillus sp                                                                                           35
14. Vibrio Cholerae                                                                                         37
15. Vibrio Cholerae                                                                                         37
16. Staphylococcus                                                                                        39

Prakata
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi tentang Identifikasi Morfologi Bakteri dan Jamur tepat pada waktunya.
Saya juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Khususnya kepada dosen praktikum Bapak Woeryanto, M.Si yang telah membimbing saya dalam laporan ini serta kakak-kakak asisten. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Mikrobiologi.
Laporan ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan praktikum ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan laporan praktikum ini dari awal sampai akhir.





Semarang,11 Mei 2012


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Tujuan Praktikum
1.    Mahasiswa dapat mengenal dan mengoperasikan mikroskop dengan baik dan benar
2.    Memberikan ,informasi dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang segala pengertian mikroskop,bagian-bagiannya,serta cara kerja.
3.    Mengenalkan kepada para praktikan tenteng jenis,struktur,cara pewarnaan,material dan berbagai macam virus yang di teliti.
4.    Memberikan uraian tentang peranan mikroba di kesehatan lingkungan dan pangan tentang bentuk,sifat,dan peranan mikroorganisme(jasad renik)yang meliputi bakteri,jamur (cendawan) di dalam lingkungan dan pangan.


B.   Manfaat Praktikum
1.    Mengetahui cara menghitung perbesaran pada lensa mikroskop
2.    Mempelajari berbagai mrfologi macam-macam bakteri dan jamur
3.    Mengetahui kegunaan dari jenis-jenis bakteri dan jamur yang di teliti
4.    Mengetahui berbagi macam bentuk dan kegunaan mikroskop

BAB II
DASAR TEORI


A.    MIKROSKOP

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil ( diameter kurang dari 0,1 mm ) yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan tanpa bantuan suatu peralatan. Untuk mempelajari ilmu mikrobiologi harus ditunjang melalui praktikum, salah satu alat pokok yang digunakan dalam pengamatan dan penelitian adalah mikroskop.
Mikrobiologi dapat dianggap dimulai sejak manusia dapat membuat alat pembesar yang cukup mampu melihat benda yang sangat kecil . Meskipun Antony Van Leeuwenhoek ( 1623 – 1723 ) bukan orang pertama yang melihat bakteri dan protozoa , tetapi Antony Van Leeuwenhoek yang melaporkan pertama kali , melihatnya, kemudian menggambar, dan mendeskripsikan mikroorganisme. Alat pembesar yang digunakan Leeuwenhoek merupakan mikroskop pertama dengan menggunakan lensa tunggal. Mikroskop sekarang merupakan mikroskop yang menggunakan lensa majemuk.
Mikroskop merupakan salah satu alat yang erat sekali hubungannya dengan mikrobiologi, khususnya untuk melihat bayangan mikroorganisme dan bagian – bagiannya yang ukurannya sangat kecil.

Bentuk dan jenis mikroskop berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mikroskop yang paling sederhana adalah mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sampai yang modern seperti ini mikroskop electron. Semakin modern , perbesaran yang dihasilkan semakin besar dan rinci.

Berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati, mikroskop dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1.    Mikroskop dua dimensi ( Mikroskop cahaya )
2.    Mikroskop tiga dimensi ( Mikroskop stereo )

Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi
1.    Mikroskop cahaya
2.    Mikroskop electron

Mikroskop Cahaya
Salah satu alat untuk melihat mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakter yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm
                                  Gambar 1 Mikroskop Cahaya ( Elektrik )
.

                                          Bagian – bagian Mikroskop cahaya  elektrik :

1)    Eyepiece / Oculars ( Lensa Okuler )
Fungsi : Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa obyekif

2)    Revolving nosepiece ( Pemutar lensa )
Fungsi :Untuk memutar objektif sehingga mengubah perbesaran

3)    Observation tube ( Tabung pengamatan / tabung okuler )
Fungsi : Meletakkan lensa okuler

4)    Stage ( Meja benda )
Fungsi : Meletakkan specimen

5)    Condenser
Fungsi : Mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa obyektif

6)    Objective lense ( Lensa Obyekif )
Fungsi : Memperbesar specimen / preparat

7)    Brightness adjustment knob ( Pengatur kekuatan lampu )
Fungsi : Memperbesar dan memperkecil cahaya lampu

8)    Main switch
Fungsi : Tombol on – off


9)    Diopter adjustment ring ( Cincin pengatur diopter )
Fungsi : Untuk menyamakan focus antara mata kiri dan kanan

10)  Interpupillar distance adjustment knob
Fungsi : Pengatur jarak interpupillar

11)  Specimen holder ( Penjepit )
Fungsi : Menjepit preparat agar posisinya tidak berubah

12) Illuminator
Fungsi : Sumber cahaya

13) Vertical feed knob ( Sekrup pengatur vertical )
Fungsi : Untuk menaikkan atau menurunkan object glass

14) Horizontal Feed Knob ( Sekrup pengatur horizontal )
Fungsi : Untuk menggeser ke kanan atau ke kiri objek glass

15) Coarsie focus knob ( Sekrup focus kasar )
Fungsi : Menaik turunkan meja benda ,untuk mencari focus secara kasar dan cepat

16) Fine focus knob ( Sekrup focus halus )
Fungsi : Menaik turunkan meja benda secara halus dan lambat

17) Observation tube securing knob
Fungsi : Pengencang tabung okuler

18) Condenser adjustement knob
Fungsi : Menaik turunkan condenser
                                              
                                                Description: bagian mikroskop.jpg
                                         
                                                Gambar 2 Mikroskop Cahaya Monokuler


                                          Bagian – bagian mikroskop cahaya monokuler :

1)    Lensa Okuler
Fungsi : Membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif

2)    Tabung mikroskop
Fungsi : Bagian yang menghubungkan lensa okuler dengan lensa obyektif

3)    Revolver
Fungsi : Mengubah perbesaran lensa obyektif

4)    Lensa objektif lemah
Fungsi :

5)    Lensa objektif kuat
Fungsi :

6)    Meja mikroskop
Fungsi : Tempat meletakkan specimen / preparat yang diamati

7)    Klip
Fungsi : Penjepit object glass

8)    Kaki mikroskop
Fungsi : Menjaga, menopang mikroskop

9)    Cermin
Fungsi : Memantulkan cahaya pada lensa obyektif agar pengamatan preparat lebih jelas

10) Diafragma
Fungsi : Mengatur intensitas cahaya yang masuk ke lensa obyektif

11) Lengan mikroskop
Fungsi : Pegangan pada mikroskop

12) Mikrometer ( Pemutar halus )
Fungsi : Menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer

13) Makrometer ( Pemutar kasar )
Fungsi : Untuk menaikkan menurunkan tabung mikroskop secara cepat


Cara kerja Mikroskop cahaya :
A.    Pada Lensa

1.    Lensa Obyektif
Berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai “aperture “ yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah specimen sehingga mampu menunjukan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah

2.    Lensa Okuler
Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar 4 hingga 25 kali

3.    Lensa kondensor
Lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal . Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannya akan kurang optimal.


B.    Preparasi sediaan
Persiapan preparat di dalam mikroskop cahaya terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

1.    Preparat Non – permanen
Dapat diperoleh dengan menambahkan air pada sel hidup di atas kaca objek, kemudian diamati di bawah mikroskop

2.    Preparat permanen
Diperoleh dengan melakukan fiksasi yang bertujuan untuk membuat sel dapat menyerap warna, membuat sel tidak bergerak , mematikan sel , dan mengawetkannya.

3.    Tahap selanjutnya
Pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan karena pada umumnya jaringan memiliki tekstur yang lunak dan mudah pecah setelah mengalami fiksasi. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom.
Setelah dilakukan penyayatan , dilanjutkan dengan pewarnaan, yang bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitanya.

a.    Mikroskop Elektron
Mikroskop electron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran sampai 2 juta kali. Menggunakan elektro static dan elektro magnetic untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energy dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.


Description: Berkas:Electron Microscope.png

Gambar 3 Mikroskop Elektron



Cara kerja Mikroskop Elektron :
Mikroskop transmisi electron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasikan resolusi hingga 0,1 nm atau 1 angstrom.
Meskipun banyak bidang -  bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi electron ini. Adanya persyaratan bahwa “ obyek pengamatan harus setipis mungkin “ ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis. Karena itu pengembangan metode baru mikroskop electron terus dilakukan


B.    Minyak Imersi
Manfaat penggunaan Minyak Imersi :
1.    Resolusi akan lebih tinggi dan bayangan dapat lebih jelas
2.    Panjang fokal menjadi di perpendek, sehingga sudut apertur semakin besar
3.    Jarak antara lensa objektive dan objek pendek
4.    semakin kecil nilai daya pisah, akan semakin kuat kemampuan lensa untuk
memisahkan dua titikyang berdekatan pada preparat sehingga struktur benda terlihat lebih jelas. Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesarkan indeks bias atau menggunakan cahaya yang memiliki panjang gelombang (λ) pendek. Biasanya dapat digunakan minyak imersi untuk meningkatkan indeks bias pada perbesaran 10 x 100


C.   Identifikasi

Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana.
D.   Mikroba hasil pengamatan
1.    Bakteri
1.1  Pengertian Bakteri
      Kuman adalah istilah umum Indonesia yang menggambarkan hewan mikrobiologis yang juga disebut dengan nama bakteri. Biasanya kuman dianggap sebgai bibit penyakit. Bakteri adalah suatu organism yang jumlahnya paling banyak. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu : Organisme multiselluler, prokariot (tidak memiliki membran inti sel ), umumnya tidak memiliki klorofil, memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron, memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam, hidup bebas atau parasit, yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan,y ang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan. Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu: 1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan 2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

2.    Bentuk Bakteri
      Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. Berbagai macam bentuk bakteri :
2.1  Bakteri Kokus
a.    Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal.
b.    Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan.
c.    Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d.    Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus.
e.    Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f.     Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2.2  Bakteri Basil
a.    Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b.    Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
c.    Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
2.3  Bakteri Spirilia
a.    Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b.    Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c.    Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
3.    Alat Gerak Bakteri
      Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu :
a.    Monotrik : bila hanya berjumlah satu
b.    Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
c.    Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
d.    Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
4.    Reproduksi Bakteri
      Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
      Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a.    Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
b.    Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
c.    Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
2.  JAMUR
2.1 Pengertian Jamur
      Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif adapula dengan cara generatif.
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
1.    Ciri-Ciri Umum Jamur 
      Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat  merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,  sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii 
(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif  adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang  sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
c. Saprofit  merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.



JAMUR DIBAGI MENJADI 6 DIVISI :
1
MYXOMYCOTINA 
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
- fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium - fase tubuh buah. Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata.  Contoh spesies : Physarum polycephalum
2
OOMYCOTINA
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti. • Reproduksi: - Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
- Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk 
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. b. Phytophora infestans
3
ZYGOMYCOTINA
 Tubuh multiseluler habitat umumnya di darat sebagai saprofit. • Hifa tidak bersekat. Reproduksi: - Vegetatif: dengan spora. - Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies:
a. Mucor mucedo b. Rhizopus oligosporus 
4
ASCOMYCOTINA
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler. Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). Reproduksi: - Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,  pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia. - Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora. Contoh spesies: Sacharomyces cerevisa, Neurospora sitophila,  Peniciliium notatum, Penicillium camemberti, Aspergillus oryzae,

5
BASIDIOMYCOTINA
 Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora. Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik. Contoh spesies: Volvariella volvacea, Auricularia polytricha, Amanita muscaria 

A.   Yeast Cell
Khamir adalah mikroorganisme eukariotik bersel tunggal yang tergolong fungi. Berukuran antara 5 dan 20 mikron. Khamir termasuk organisme uniseluler yang bersifat aerob. Tetapi jenis khamir fermentatif dapat hidup secara anaerob meski pertumbuhannya lambat. Khamir termasuk organisme uniseluler namun memiliki ukuran yang lebih besar daripada bakteri. Dapat membentuk miselium palsu sehingga disebut sebagai pseudomiselium. Berdasarkan alat perkembangbiakannya, khamir dibagi menjadi: 1) khamir sejati (true yeast)  yang berkembang biak dengan spora dan khamir yang tidak membentuk spora dan; 2) khamir palsu (false yeast) yang berkembang biak dengan pertunasan, pembelahan atau kombinasi pertunasan dan pembelahan.
Umumnya khamir tumbuh pada makanan yang banyak mengandung gula dan ber pH rendah, seperti sirup dan buah-buahan. Karenanya khamir sering digunakan dalam proses fermentasi. Khamir memiliki sekumpulan enzim zymase yang berperan pada fermentasi senyawa gula. Proses fermentasi ini digunakan dalam proses pembuatan roti, tape dan anggur. Namun sifat ini juga dapat merugikan, karena khamir sangat menyukai buah-buahan, sehingga dapat menyebabkan kerusakan yang tidak diinginkan sehingga buah tidak dapat dikonsumsi maupun diolah lebih lanjut.
Khamir berkembang biak dengan pembelahan sel dengan cara pembentukan tunas. Bagi kebanyakan khamir seperti Saccharomyces cerevisae, tunas dapat berkembang dari setiap bagian permukaan sel induk (pertunasan polar) tetapi bagi beberapa spesies hanya pada bagian tertentu saja. Pada khamir dengan pertunasan bipolar (yaitu spesies Hanseniaspora) pembentukan tunas terbatas pada dua bagian sel yang berlawanan dan sel berbentuk jeruk atau bentuk apikulat.
Khamir kurang tahan terhadap suhu tinggi dibandingkan dengan kapang, Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah 20-38 oC. Dan pada suhu 100oC yeast dan sporanya dapat mati. karena itu pemanasan menjadi cara yang efektif untuk membunuh khamir. Khamir banyak digunakan dalam industri pangan, terutama dari genus Saccharomyces.

Morfologi Khamir
Sel kamir mempunyai ukuran bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20-50 mm dan lebar 1-10 mm. Bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval (Saccharomyces), sillinder, ogival (bulat panjang dengan salah satu ujung runcing), segitiga melengkung, berbentuk botol, apikulat atau lemon (Hanseniaspora).
Ukuran dan bentuk sel khamir dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh perbedaan umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan.
Tabel 1. Bentuk dan Ukuran Khamir
Nama
Bentuk
Schizosaccharomyces octosporus
Bulat atau silindris
Saccharomyces cereviseae
Bulat atau bulat telur
S. carlbergensis
Bulat atau bulat telur
Pichia membrane-faciens
Bulat telur atau silindris
Saccharomycodes ludwigii
Buah jeruk atau sosis

Description: http://maltingandbrewing.com/wp-content/uploads/2012/03/YeastCell.jpg
Gambar 4 Bagian-bagian Khamir (Yeast)
Sumber : http://maltingandbrewing.com/
Sistem Reproduksi Khamir
Reproduksi dengan cara pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas dan pembentukan spora aseksual dinamakan reproduksi vegetatif sedangkan pembentukan spora seksual disebut dengan reproduksi seksual.
 Pengunaan Khamir dalam Kehidupan Sehari-hari
Penggunaan khamir dalam industri yaitu diantaranya adalah pembuatan alkohol, bir, anggur, brem dengan cara proses fermentasi. Selain itu diperlukan dalam industri roti dengan proses fermentasi yang menhasilkan CO2 secara cepat sehingga membuat lubang-lubang pada roti dan mengembangkan roti.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRQnbyg_mVt5g_wX45T2KcCkJtR30Sb6U5wOUnJoPy9-wGZDpbxy0DdpJpKGZJgrAjibLzhuQHyid9L341Vj36tW-JakjDRg-EuFPW8Tu4Y3PdCmd8LN0P8Xa3r_ZN6oCQMXnaiK7irY4/s200/khamir.jpg
Gambar 5 Khamir (yeast)
Sumber:  sustainabledesignupdate.com

B.   Bacillus sp
Bacillus sp. merupakan salah satu kelompok bakteri gram positif yang sering digunakan sebagai pengendali hayati penyakit akar. Anggota genus ini memiliki kelebihan, karena bakteri membentuk spora yang mudah disimpan, mempunyai daya tahan hidup lama, dan relatif mudah diinokulasi ke dalam tanah. Bacillus sp. telah terbukti memiliki potensi sebagai agens pengendali hayati yang baik, misalnya terhadap bakteri patogen seperti R. solanacearum (Soesanto, 2008). Menurut Goto (1992), Bacillus sp. diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom               : Prokaryotae
Divisi                    : Firmicutes
Subdivisi               : Firmibacteria
Ordo                     : Eubacteriales
Famili                    : Bacilliaceae
Genus                  : Bacillus
Spesies                : Bacillus sp.
Bacillus subtilis dicirikan sebagai bakteri gram positif, berbentuk batang, bersel satu, berukukuran (0,5-2,5) x (1,0-1,2) µm, bersifat aerob atau anaerob fakultatif, dan katalase positif, metabolisme dengan fermentasi dan respirasi. Isolat-isolat murni tersebut dipelihara dalam medium agar miring. Untuk memastikan bahwa koloni-koloni tersebut adalah Bacillus, maka dilakukan serangkaian pengujian yang bersifat spesifik yaitu pengecetan gram, pengecetan negatif dan motilitasnya. Bacillus dibedakan dari anggota familia Bacillaceae lainnya berdasarkan sifat-sifatnya yaitu: keseluruhannya merupakan pembentuk spora, hidup pada kondisi aerob baik sebagai jasad yang sepenuhnya aerob maupun aerob fakultatif, selnya berbentuk batang, dan memproduksi katalase. . B. subtilis bertahan pada suhu 5-75° C dengan tingkat keasaman (pH) antara 2-8. Pada kondisi kurang menguntungkan, Bacillus akan membentuk struktur tahan berupa endospora (Soesanto, 2008).  
Bacillus sp. dapat menghasilkan fitohormon yang berpotensi untuk mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan. Fitohormon yang dihasilkan bakteri tanah ini dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung fitohormon dari bakteri menghambat aktivitas patogen pada tanaman, sedangkan pengaruh secara langsung fitohormon tersebut adalah meningkatkan petumbuhan tanaman dan dapat bertindak sebagai fasilitator dalam penyerapan beberapa unsur hara dari lingkungan (Greenlite, 2009).
Beberapa spesies Bacillus sp. yang menghasilkan antibiotik dapat digunakan sebagai agens hayati. Jenis antibiotik yang dihasilkan tersebut antara lain berupa iturin, surfactin, fengicin, polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacilin (Todar, 2005).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDhGB39uu0Td7xrPpgbg33XIg1-lm2D-KI4RXofJ-590ElWqhg0QlWHUCB2gXzXhdMswwSwDNtytOWz5R5CofRgHdiOhf3P9pSiJt7f5HvdqCuxaWq3Rb4z6HUur-pNF04ec_dWf9NlEU/s320/Gallery_Image_6016.jpg
Gambar 6 Bacillus sp

C.   Makrokonidia
Makrokonidia adalah konidia yang berukuran besar. Makrokonidia terdiri atas lebih dari satu sel yang berbentuk lonjong dan menyerupai bulan sabit dan makrokonidia terdiri atas satu sel yang berbentuk bulat telur. Makrokonidia khas tampak jelas di antara hifa-hifa, berukuran besar, dan berdinding kasar. Ada makrokonidia tidak berwarna, bersel tunggal, berbentuk bulat dengan panjang 6-15 µm dan berdiameter 3-5 µm dan makrokonidia berbentuk bulan sabit, tidak berwarna mempunyai 3-5 sekat, masing-masing panjangnya 30-50 µm dan berdiameter 2-5 µm.  Genus Microsporum secara mikroskopik ditemukan hifa bersekat makrokonidia. Makrokonidia seperti gada dengan dinding sel tebal dan berduri / kasar, sel pada makrokonidia terdiri dari 8 –12 sel. Secara makroskopik koloni tampak granuler berserbuk. Contoh : M. Cannis, M . gypseum. M. nannum. M. Cokkei.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlsD0RWrGzdvvGLd6gHp2lOa4nSXqM-1jlvUk1qPCuviaFMmFUC9A7-w5fJEkttBlDuMcVX7twvydQCvoME-4S6kzbmuPDhPMzrA8nPsM32lUREeKtxnt8hqAb4eQCl7jtOqW7lHkayww/s1600/Trichophyton+rubrum+1.jpg
Gambar 7 Makrokonidia

D.   Penicilliun
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota. Kapang jenis ini memiliki bentuk berupa talus dengan cabang-cabang dan memiliki hifa transparan. Penicillium sp.memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang dihasilkannya disebut konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut phialides sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan dari phialides yang merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut sterigma. Beberapa jenis Penicillium sp. Yang terkenal antara lain P. notatum yang digunakan sebagai produsen antibiotik dan P. camembertii yang digunakan untuk membuat keju biru (Purves dan Sadava, 2003).
Klasifikasi :
Kingdom               : Fungi
Divisio                  : Ascomycotyna
Class                    : Eurotiomycetes
Ordo                     : Eurotiales
Famili                   : Trichocomaceae
Genus                  : Penicillium
Penicillium biasa disebut green molds atau blue molds. Kapang ini sering ditemukan pada jeruk dan buah lainnya, keju di kulkas, dan bahan makanan lainnya yang terkontaminasi dengan spora mikroba ini. Konidia Penicillium terdapat di mana-mana baik di tanah maupun di udara. Kapang ini sering menjadi kontaminan pada laboratorium biologi. Penicillin ditemukan pertama kali oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 akibat tercemarnya kultur Staphylococcus oleh mikroba Penicillium notatum (Alexopaulos, 1979). Aktivitas penting dari Penicillium adalah sebagai berikut :
1.      Produksi Antibiotik
2.      Industri Keju
3.      Parasit Tanaman
4.      Mycotoxicoses
Description: C:\Documents and Settings\adityo\Desktop\dl\penelitianq\gambar2\Penicillium_labeled.jpg
Gambar 8. Penicillium sp.

E.    Bakteri Tahan Asam
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna kedua. Bakteri tersebut ketika diamati dibawah mikroskop tampak berwarna merah dengan warna dasar biru muda. Terdapat lebih dari 50 spesies Mycobacterium, antara lain banyak yang merupakan saprofit. Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri tahan asam, berbentuk batang dan bersifat aerob obligat yang tumbuh lambat dengan waktu generasi 12 jam atau lebih. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis dan merupakan patogen yang berbahaya bagi manusia. Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium avium-intracellulare (kompleks M. avian) dan mikobakteria apitik lain yang sering menginfeksi pasien AIDS, adalah patogen ortunistik pada orang-orang dengan fungsi imun yang terganggu lainnya, dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun yang normal. 
Sumber penularan adalah penderita TB yang dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA positif). Infeksi kuman ini paling sering disebarkan melalui udara (air borne, droplets infection). Penyebaran melalui udara berupa partikel-partikel percikan dahak yang mengandung kuman berasal dari penderita saat batuk, bersin, tertawa, bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman ini (berukuran diameter 1-5 µm) akan terhisap oleh orang sehat dan menimbulkan infeksi di saluran napas.
Pewarnaan kuman BTA dapat dilakukan dengan 3 macam pewarnaan yaitu Ziehl-Neelsen, Tan Thiam Hok (Kinyoun-Gabbett) dan Auramin–phenol fluorochrome. Umumnya pewarnaan Ziehl-Neelsen dan Tan Thiam Hok yang sering digunakan.
Description: http://dwipoenya.files.wordpress.com/2011/01/mycobacterium_tuberculosis_ziehl-neelsen_stain_02.jpg
Gambar 9. Bakteri Tahan Asam
Sumber : http://dwipoenya.wordpress.com/
F.    Streptococcus
Streptococcus terdiri dari bakteri berbentuk bulat (coccus), Gram-positif, mikroaerofil, tidak motil, dan membentuk rantai atau berpasangan. Bersifat aerob fakultatif dan heterogen . Berdasarkan kombinasi sifat antigen, haemolytic (kemampuan untuk merusak sel darah merah), dan fisiologisnya, genus ini dibagi menjadi grup A, B, C, D, F, dan G. Grup A dan D dapat ditularkan pada manusia melalui makanan. Group A: satu spesies dengan 40 tipe antigen (S. pyogenes). Group D diberi nama lain sebagai genus Enterococcus. Ciri-ciri Streptococcus  adalah coccus tunggal mempunyai bentuk seperti bola atau bulat dan tersusun seperti rantai. Beberapa Streptococcus memilki kapsul berupa polisakarida yan dapat dibedakan dengan pneumococcus. Sebagian besar Streptococcus hemotilik pathogen tumbuh dengan baik pada suhu 370C, sedangkan bakteri enterococcus kelompok D dapat tumbuh baik dalam suhu abtara 15oC sampai 45oC. pengklasifikasian bakteri Streptococcus dalam beberapa kategori utama telah didasarkan pada rangkaian penelitian, yaitu : 1. Morfologi koloni dan reaksi hemolitik pada media agar 2. Spesifitas serologi dari grup substansi spesifik pada dinding sel dan dengan dinding sel yang lain atau dengan antigen kapsul 3. Reaksi biokimia dan daya tahan terhadap faktor fisik serta kimia 4. Tampilan ekologi. Streptococcus dapat menyebabkan sakit infeksi tenggorokan dan demam radang, serta infeksi bernanah dan infeksi dalam aliran darah lainnya. Tenggorokan sakit dan berwarna merah, sakit saat menelan, infeksi pada tonsil (tonsillitis), demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, rasa tidak enak badan, pilek; kadang-kadang terjadi peradangan, Gejala penyakit timbul 1-3 hari setelah infeksi; dosis infektif mungkin sangat rendah (kurang dari 1000 organisme). Adapun contoh spesies ini yaitu Streptococcus pyogenes, Streptococcus agalactiae, Streptococcus bovus, Enterococcus faecalis.
Description: http://www.bigmedicine.ca/Streptococcus.JPG
Gambar 10. Streptococcus sp

G.   Rhizopus sp
Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk filum Zygomycota ordo Mucorales. Rhizopus sp. mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat. Miselium dari Rhizopus sp. yang juga disebut stolon  menyebar diatas substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus sp.bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada roti basi. Habitat Rhizopus sp. yaitu di tempat lembab, hidup sebagai saprofit pada organisme mati misalnya pada bahan makanan seperti kedelai, roti, buah-buahan (anggur, stroberi dan tomat)
Klasifikasi
Kingdom   : Fungi
Divisio      : Zygomycota
Class        : Zygomycetes
Ordo         : Mucorales
Familia     : Mucoraceae
Genus      : Rhizopus
Species    : Rhizopus sp.
Ciri morfologi dan struktur tubuh
Terdiri dari benang-benang hifa yang bercabang dan berjalinan membentuk miselium, hifa tak bersekat (bersifat senositik), septa atau sekat antar hifa hanya ditemukan pada saat sel reproduksi terbentuk, dinding selnya tersusun dari kitin, Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu, rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora, sporangia berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak. spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder. Rhizopus sp. mempunyai tiga tipe hifa, yaitu  Stolon; hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti), Rhizoid; hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan. Sporangiopor hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) diujungnya


Gambarb 11. Bagian tubuh Rhizopus sp
Reproduksi
Jamur Rhizopus sp. melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksualnya dengan fragmentasi miseliumnya atau dengan spora aseksual. Reproduksi seksualnya dengan perkawinan atara hifa berbeda jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan zigospora. Zigospora merupakan spora seksual (spora generatif), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi seksual.


Reproduksi aseksual dan seksual
                Description: 18-klasifikasi-jamur-3.png
Gambar 12. Siklus Hidup Rhizopus sp
Jenis Rhizopus sp. dan perannya
       Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus, Rhizopus azygosporus berperan pada membuatan tempe.  Rhizopus nigricans, hidup pada tomat dan strawberry/buah-buahan (pengurai produk organisme), Rhizopus stolonifer, tumbuh pada roti basi
H.   Aspergillus
Aspergillus sp., seperti Penicillium sp., berasal dari ordo yang sama yaitu Hypomycetes.Aspergillus sp. membentuk badan spora yang disebut konidium dengan tangkainya konidiofor. Aspergillus sp. memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Aspergillus sp  memiliki ciri umum antara lain, konidiospora tidak bercabang muncul dari sel kaki dan berakhir sebagai fesikel yang menyebabkan munculnya sterigmata berbentuk botol. Rantai–rantai konidia terbentuk pada sterigmata sekunder (cabang-cabang sterigmata primer). Identifikasi spesies Aspergillus  dapat dilakukan berdasarkan koloni jamur yang tumbuh pada agar SDA. Jamur  Aspergillus sp ini mempunyai kepala konidium yang khas, yaitu memperlihatkan struktur yang halus. Jamur ini tumbuh pada suhu kamr, mempunyai masa inkubasi 2-5 hari dan pertama terbentuk adalah filament-filamen putih, kemudian berubah menjadi biru kehijauan serta menghasilkan spora. Salah satu contoh jamur ini adalah Aspergillus orizae yang digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus sp flavus yang memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang pernah ditemukan yang lebih beracun daripada substantsi penyebab kanker lainnya. (Robinson, 2001).
Domain           : Eukaryota
Kingdom          : Fungi
Phylum            : Ascomycota
Subphylum      : Pezizomycotina
Class               : Eurotiomycetes
Order               : Eurotiales
Family             : Trichocomaceae
Genus             : Aspergillus

Description: http://www.emlab.com/m/media/Aspergillus.jpg
Gambar 13. Aspergillus sp
Sumber : http://www.emlab.com
I.      Vibrio Cholerae
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dariantigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. choleraepenyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. V. choleraeditemukan pertama kali oleh ahli anatomi dari Italia bernama Filippo Pacini pada tahun 1854.  Namun, penemuan awal ini baru dikenal luas setelah Robert Koch, yang mempelajari penyakit kolera di Mesir, pada tahun 1883 berhasil membuktikan bahwa bakteri tersebut adalah penyebab kolera.
Untuk melakukan isolasi dan pemeliharaan vibrio, dapat menggunakan media Thiosulfate-citrate-bile salts agar (TCBS) yang merupakan media selektif untuk isolasi dan pemurnian Vibrio. Vibrio mampu menggunakan sukrosa sebagai sumber karbon akan berwarna kuning, sedangkan yang lainnya berwarna hijau. Akan tetapi terdapat beberapa mikrob yang juga dapat tumbuh pada media ini, seperti Staphylococcus,Flavobacterium, Pseudoalteromonas, and Shewanella. Sedangkan untuk perbanyakan Vibrio, dapat digunakan media Alkaline Peptone Water(APW) yang memiliki pH relatif tinggi, yaitu berkisar 8.4 dan mengandung NaCl sebesar 1-2%.Adapun pertumbuhan optimum vibrio adalah pada suhu berkisar antara 20- 35oC.
Teknik yang digunakan dalam identifikasi fenotipe V. cholerae adalah uji lisin dekarboksilase dan ornitin (arginin) dekarboksilase, oksidase, Kliger Iron Agar (KIA), dan uji indol. V. cholerae akan menunjukkan hasil positif pada keempat uji biokimia tersebut. Hasil positif untuk uji oksidase dan uji lisin dan arginin dekarboksilase adalah terbentuknya warna ungu tua. Pada uji KIA, tidak terbentuk gas, dengan slant (bagian permukaan media) berwarna merah (bersifat basa) dan butt (bagian dasar media) berwarna kuning (bersifat asam). Untuk uji indol, akan terbentuk warna merah keunguan pada permukaan.
Kingdom   : Bacteria
Filum        : Proteobacteria
Kelas        : Gamma proteobacteria
Ordo         : Vibrionales
Family      : Vibrionaceae
Genus      : Vibrio
Spesies    : Vibrio Cholerae

Description: TEM image          Description: http://wiki.ubc.ca/images/5/5e/Vibrio-cholerae-kunkel-96436ag-wm.jpg
Gambar 14. Vibrio Cholerae        Gambar 15. Vibrio Cholerae

J.    Staphylococcus
Staphylococcus berasal dari kata staphylos berarti kelompok buah anggur dan coccus berarti bulat.Kuman ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia.Pada tahun 1880; Pasteur mengenal mengisolir micrococcu yang membentuk kelompok.Pada tahun 1881; Oyston berhasil mengisolir micrococci dari abces. Pada tahun 1884; Rosenbach untuk pertama kalinya mempelajari Staphylococcus secara mendalam sehingga berhasil mengenal varietas aureus, albus dari micrococcus pyogenes.
Klasifikasi Staphylococcus 
Kingdom             : Monera
Divisio     : Firmicutes
Class       :Bacilli
Ordo        :Bacillales
Family      : Staphylococcacae
Genus      : Staphylococcus
Spesies   : Stapthylococcus sp

Morfologi
Bentuk: bulat, ukuran 1 mikron. Tidak membentuk spora. Tidak mempunyai flagela. Letak sel satu sama lain yang karakteristik bergerombol seperti buah anggur. Sifat karakteristik ini dipakai sebagai pemberian nama Staphylococcus. Tetapi kadang-kadang ada yang letaknya tersebar atau terpencar. Pengelompokan ini akan terlihat baik pada pengamatan penanaman dalam media padat. Pasangan atau rantai pendek lebih sering terlihat dalam smear nanah dan kultur dalam kaldu. Sifat pewarnaan: pada kultur muda bersifat Gram (+), sedang pada kultur tua bersifat Gram (-). Koloni micrococci tumbuh cepat pada media agar pada suhu normal (370), dan biasanya bergaris tengah 1-2 mm setelah inkubasi 24 jam. Koloni tadi halus, basah, menonjol dengan tepi bulat dan berwarna, yaitu pada varietas albus berwarna putih, varietas citreus berwarna kuning jernih dan varietas aureus berwarna kuning emas.
Media Perbenihan Staphylococcus dan Test Biokimia
Staphylococcus mudah berkembang pada sebagian besar medium bakteriologik dalam lingkungan aerobic atau mikroaelofilik. Media yang sering digunakan adalah sebagai berikut (Soemarno, 1962);
1)      Nutrient Agar (NA) Biasanya koloni Staphylococcus yang tumbuh pada media ini berwarna putih sampai kuning, smooth, tumbuh subur dan memiliki elevasi yang datar atau keping.
2)      Manitol Salt Agar (MSA) Koloni yang tumbuh berukuran kecil-sedang , smooth, koloni berwarna kuning dengan zone yang berwarna kuning juga.
Staphylococcus merupakan penyebab terjadinya infeksi yang bersifat poogenik. Untuk pembuatan kultur dapat diambil bahan dari pernanahan kecil, bisul kecil, bisul besar, dan abces diberbagai bagian tubuh. Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit melalui folikel-folikel rambut, muara kelenjar keringat dan luka-luka kecil. Kemampuan yang menyebabkan penyakit dari staphylococcus adalah gabungan dari efek yang ditimbulkan oleh produk-produk ekstraseluler, daya infasi kuman dan kemampuan untuk berkembang biak.  Staphylococcus patogen mempunyai sifat sebagai berikut: a. Dapat menghemolisa eritrosit b.Menghasilkan koagulasi’dapat membentuk pigmen (kuning keemasan) c.  Dapat memecah manitol menjadi asam. Diantara staphylococcus yang mempunyai kemampuan besar untuk menimbulkan penyakit ialah Staphylococcus aureus.
Infeksi yang ditimbulkan oleh Staphylococcus dapat meluas ke jaringan sekitarnya, perluasannya dapat melalui darah atau limfe, sehingga pernanahan disitu bersifat menahun, misalnya sampai pada sumsum sehingga terjadi radang sumsum tulang (osteomyelitis). Perluasan ini dapat sampai ke paru-paru, selaput otak dan sebagainya. Obat-obatan antibiotika mempunyai khasiat yang baik terhadap staphylococcus secara invitro. Tetapi secara invivo sering obat tersebut tidak dapat menerobos dinding fibrin untuk mencapai daerah pusat infeksi. Oleh karena itu dalam pengobatan disamping pemberian obat perlu adanya drainase (pengaliran) atau insisi (penyedotan).
Description: http://lib.jiangnan.edu.cn/ASM/116-6.jpg
Gambar 16. Staphylococcus

BAB III
METODE PRAKTIKUM

a.    Alat dan Bahan
-       10 macam preparat bakteri dan jamur
-       Mikroskop
-       Minyak imersi
-       Kertas gambar
-       Alat Tulis
b.    Rounded Rectangle: MulaiSkema kerja berisikan alur kerja praktikum















BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Tabel hasil pengamatan
No.
Material
Pengecatan
Kuman /
Jamur
Bentuk
Susunan
Warna
Perbesaran
1
Kultur
Gram
Yeast cell
Oval
Tunggal
Ungu
100x10
2
Kultur
Gram
Bacillus
Batang berspora
Tersusun seperti bambu
Ungu kebiruan
100x10
3
Kultur
LPCB
Makrokonidia
Bulan sabit 
Berkoloni
Biru
40x10
4
Kultur
LPCB
Penicillium
Bulat
Berkoloni
Hijau kebiruan
40x10
5
Sputum
Ziel Nelsen
Bakteri Tahan Asam

Batang
Membentuk rantai
Merah
100x10
6
Kultur
Gram
Streptococcus
Kokus
Rantai
Merah keunguan
100x10
7
Kultur
LPCB
Rhizopus
Bulat
Berkoloni 
Biru
160x10
8
Kultur
LPCB
Aspergillus
Bulat
Berkoloni 
Biru
40x10
9
Kultur
Gram
Vibrio Cholerae
Batang koma
Tunggal (tidak berkoloni)
Merah
100x10
10
Kultur
Gram
Staphylococcus
Kokus
Berkoloni (buah anggur)
Merah keunguan
100x10

    Tabel 4. Hasil pengamatan praktikum



B.    Pembahasan Hasil Pengamatan

1.    Yeast cell
Nama mikrobanya adalaha Yeast cell ( Sel khamir ). Mempunyai panjang tubuh 2 – 5 μm x 3 – 6 μ hingga 2 – 5,5 μm x 5 – 28 μm.
Sel khamir tersusun tunggal (tidak berkoloni). Pada umumnya, sel khamir termasuk dalam gram positif, karena memiliki dinding sel yang dapat mengikat cat gram dengan kuat,sehingga disebut gram positif. Sel khamir menggunakan teknik pengecatan gram, karena memiliki karakteristik dinding sel yang serupa dengan bakteri.  Methylen blue adalah cat yang digunakan untuk mewarnai sel khamir agar lebih mudah diamati, karena warna sel khamir hidup adalah tidak berwarna (transparan)
Bentuk sel khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung(triangular), berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk pseudomiselium, dan sebagainya.
2.  Bacillus
            Bacillus adalah kuman golongan Bacillaceae yang berbentuk batang dan bersifat aerob. Ukurannya 0,3  - 2,2 μm x 1,2 – 7,0 μm. Susunannya berantai dan mempunyai flagella sehingga dapat bergerak dengan bentuk batang panjang, dapat soliter ataupun membentuk koloni. Pada kulur tampak koloni putih abu – abu , tepi seperti rambut, tidak ada hemolisis pada agar darah.
                        Bacillus merupakan jenis bakteri yang termasuk kedalam bakteri gram positif, karena memiliki dinding peptidoglikan tebal, sehingga memiliki afinitas yang tinggi dengan cat gram Teknik pengecatan Bacillus menggunakan pengecatan atau pewarnaan gram ,teknik ini merupakan teknik paling banyak digunakan dalam bakteriologi.
3.  Makrokonidia

               Makrokonidia merupakan bentuk besar dari konidia dan terdiri atas lebih dari satu sel lonjong. Makrokonidia dibentuk dari fialid, memiliki struktur halus serta bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau lebih sel yang memiliki dinding sel tebal. Makrokonidia bukan jenis dari bakteri, jadi pengecatan tidak menggunakan Gram, melainkan LPCB.

4.  Penicillium

                    Penicillium adalah filum Askomycota. Penicillium sp.memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.  Penicillium  bukan termasuk jenis bakteri, melainkan fungi (jamur) sehingga tidak menggunakan teknik pengecatan gram. Melainkan dengan LPCB.

5.        Bakteri Tahan Asam

                 Bakteri tahan asam berasal dari genus Mycobacterium yang dinding selnya memiliki kandungan asam mycolat tinggi.  Bakteri ini umumnya berbentuk batang yang tersusun seperti rantai. Bakteri Tahan Asam ini menggunakan teknik pengecatan Zielh-Neelsen, karena bakteri ini merupakan jenis bakteri dengan kandungan lipid (asam mycolat) yang tinggi pada dinding selnya.

Bakteri golongan Mycobacterium berbentuk batang yang agak sulit untuk diwarnai , tetapi sekali berhasil diwarnai, sulit untuk dihapus dengan zat asam. Oleh karena itu disebut dengan BTA ( Bakteri Tahan Asam ).

6.        Streptococcus

                      Bentuknya kokus tunggal. bulat telur dan tersusun dalam bentuk rantai. Streptococcus termasuk kedalam bakteri gram positif. Karena Streptococcus sp  menggunakan teknik pengecatan gram, dan dalam teknik pengecatan atau pewarnaan, bakteri ini memiliki peptidoglikan yang tebal, sehingga dapat mengikat cat gram dengan kuat,sehingga disebut gram positif.

7.  Rhizopus

Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu :
a.    Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat
b.    Rizod , hifa yang menembus substrat dan berfungs sebagai jangkar untuk menyerap makanan
c.    Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat

                      Rhizopus bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada roti basi.
                      Rhizopus sp bukan termasuk kedalam gram positif ataupun negatif, karena bukan termasuk bakteri dan tidak menggunakan teknik pengecatan gram. Teknik yang digunakan adalah LPCB.
         
8.  Aspergillus

                    Aspergillus memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Salah satu contoh jamur ini adalahAspergillus orizae yang digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus flavus yang memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang pernah ditemukan
                             Aspergillus bukan termasuk jenis bakteri, melainkan fungi (jamur) sehingga tidak menggunakan teknik pengecatan gram. Jenis pengecatan yang digunakan Aspergillus adalah LPCB

9.        Vibrio cholerae
         
                      Vibrio cholerae  berbentuk batang bengkok, memiliki flagel tunggal, bersifat aerob, tumbuh baik pada PH (8.5-9.5), suhu 37 oC dan pembenihan khusus yang mengandung garam.
                        Vibrio cholerae  termasuk kedalam jenis bakteri gram negatif, karena memiliki dinding peptidoglikan yang tipis, sehingga tidak memiliki afinitas yang tinggi dengan cat gram.

10.     Staphylococcus
      
            Staphylococcus tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. Berbentuk bulat dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran
                
Sama halnya dengan Streptococcus, Staphylococcus  termasuk kedalam bakteri gram positif. Karena menggunakan teknik pengecatan gram, dan dalam teknik pengecatan atau pewarnaan, bakteri ini memiliki peptidoglikan yang tebal, sehingga dapat mengikat cat gram dengan kuat,sehingga disebut gram positif.
  
BAB V

PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.   Mikroskop dibagi menjadi dua bagian utama yang menyusunnya, yaitu :
a.         Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif dan lensa okuler,
b.          Bagian non-optik : kaki mikroskop, lengan mikroskop,     diafragma, meja objek, sekrup halus dan kasar, penjepit kaca objek dan sumber cahaya
2.  Struktur virus sangat kompleks dan kasat mata jika tidak menggunakan mikroskop
3.  Klasifikasi tiap-tiap virus memiliki perbedaan tersendiri.
a.    Bakteri Tahan Asam        : batang, koloni membentuk rantai, merah
b.    Streptococcus                 : kokus, koloni melurus, merah
c.    Staphylococcus               : kokus, berkoloni (anggur), merah muda
d.    Vibrio cholerae                 : batang koma, tunggal, merah
e.    Aspergillus                       : bulat bertangkai, berkoloni, biru
f.     Yeast cell                         : bulat, tunggal, ungu
g.    Bacillus                            : batang, menyusun seperti bamboo (berbaris), ungu
h.    Makrokonidia                   : lonjong, berkoloni, hijau kebiruan
i.      Penicillium                        : bulat, bertangkai tunggal, biru
j.      Rhizopus                          : bulat, koloni bertangkai, biru



B.   Saran
1.    Ketika mencari pandangan kuman yang di telti harus mengatur makro dan mikro secara fokus.
2.    Jika perlu diopter adjustment knob dapat diatur untuk memperoleh bayangan focus yang seimbang antara mata kanan dan kiri.
3.    Ketika mengamati virus harus di lihat dengan teliti dan seksama agar tidak keliru membedakan warna dan bentuk virus apa yang di amati
4.    Ketika praktikum masih banyak mahasiswa yang bergurau sehingga membuat sebagian mahasiswa lainnya terganggu. 
  
DAFTAR PUSTAKA
1.    Friesen, T. L. et al.2006. Emergence of a new disease as a result of interspecific virulence gene transfer. Nature genetics.

2.    Nicoletti R, Buommino E, De Filippis A, Lopez-Gresa M, Manzo E, Carella A, Petrazzuolo M, Tufano MA. (2009). "Bioprospecting for antagonistic Penicillium strains as a resource of new antitumor compounds". World Journal of Microbiology
3.    Nicoletti R, Manzo E, Ciavatta ML. (2009). "Occurrence and bioactivities of   funicone-related compounds". International Journal of Molecular Sciences
4.    Jawetz. E , Melnick & Adelberg,1996, Microbiologi Kedokteran, edisi 20, 631 – 632, EGC, Jakarta.
5.    Int. J. Lingkungan. Res. Kesehatan Masyarakat 2009, 6, 1393-1417; DOI: 10.3390/ijerph6041393 Potensi Spesies Penicillium di Bidang Bioremediasi (Diterima: 1 Februari 2009 / diterima: 17 Maret 2009 / Published: 9 April 2009 )
7.    http://www.docstoc.com/docs/17298665/Pengenalan-Mikroskop diakses tanggal 11 Mei 2012 pukul 19.36
8.    Aryulina, D. (2008). Biologi  Jakarta: ESIS. hlm. hlm. 62. ISBN 9797345491. (lihat di Penelusuran Buku Google) ( Diakses tanggal 14 Mei pukul 12.30 WIB

Next
Previous
Click here for Comments

0 comments: