Download : KLIK DISINI
HALAMAN PENGESAHAN
1.
Nama
Pengujian/Analisis/Materi : Identifikasi
Morfologi Bakteri dan Jamur
2. Penyusun :
Deby
Kurniadi 25010111140277
3.
Lokasi
Kegiatan :
Laboraturium Terpadu FKM UNDIP
Semarang,18 Mei 2012
Mengetahui,
Asisten
Praktikum
PJMK/Dosen
Praktikum
Woeryanto, M.Si Fitriana
Putri U.
NIP : 130606878 NIM :
E2A009110
DAFTAR ISI
1.
Halaman
Pengesahan...............................................................................1
2.
Daftar
Isi....................................................................................................2
3.
Daftar
Gambar...........................................................................................3
4.
Daftar
Lampiran.........................................................................................4
5.
Prakata......................................................................................................5
6.
Pendahuluan
a.
Tujuan
Praktikum.................................................................................6
b.
Manfaat
Praktikum...............................................................................6
7.
Dasar
Teori................................................................................................7
8.
Metode
Praktikum
a.
Alat
dan Bahan...................................................................................40
b.
Skema
kerja berisikan alur kerja praktikum.......................................40
9.
Hasil
dan Pembahasan............................................................................41
10. Penutup
a.
Kesimpulan........................................................................................49
b.
Saran.................................................................................................50
11. Daftar Pustaka.........................................................................................51
Lampiran
Daftar
Gambar
Gambar Hal
1 Mikroskop Cahaya ( Elektrik ) 8
2 Mikroskop Cahaya Monokuler 11
3 Mikroskop Elektron 15
4
Bagian-bagian Khamir (Yeast) 24
5 Khamir (yeast) 25
6
Bacillus sp 26
7 Makrokonidia 27
8.
Penicillium sp. 29
9. Bakteri Tahan Asam 30
10. Streptococcus sp 31
11. Bagian tubuh Rhizopus sp 33
12. Siklus Hidup Rhizopus sp 34
13. Aspergillus
sp 35
14. Vibrio
Cholerae 37
15. Vibrio
Cholerae 37
16. Staphylococcus 39
Prakata
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi tentang Identifikasi
Morfologi Bakteri dan Jamur tepat pada waktunya.
Saya juga menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Khususnya
kepada dosen praktikum Bapak Woeryanto, M.Si yang telah membimbing saya dalam
laporan ini serta kakak-kakak asisten. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas
praktikum mata kuliah Mikrobiologi.
Laporan ini masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih kurang. Oleh karena itu
saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik maupun saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan praktikum ini.
Akhir kata, saya sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan laporan
praktikum ini dari awal sampai akhir.
Semarang,11
Mei 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Praktikum
1.
Mahasiswa dapat mengenal dan
mengoperasikan mikroskop dengan baik dan benar
2.
Memberikan ,informasi dan
pengetahuan kepada mahasiswa tentang segala pengertian
mikroskop,bagian-bagiannya,serta cara kerja.
3.
Mengenalkan kepada para praktikan
tenteng jenis,struktur,cara pewarnaan,material dan berbagai macam virus yang di
teliti.
4.
Memberikan
uraian tentang peranan mikroba di kesehatan lingkungan dan pangan tentang
bentuk,sifat,dan peranan mikroorganisme(jasad renik)yang meliputi bakteri,jamur
(cendawan) di dalam lingkungan dan pangan.
B. Manfaat
Praktikum
1.
Mengetahui
cara menghitung perbesaran pada lensa mikroskop
2.
Mempelajari
berbagai mrfologi macam-macam bakteri dan jamur
3.
Mengetahui
kegunaan dari jenis-jenis bakteri dan jamur yang di teliti
4.
Mengetahui
berbagi macam bentuk dan kegunaan mikroskop
BAB
II
DASAR
TEORI
A.
MIKROSKOP
Mikrobiologi
merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil ( diameter
kurang dari 0,1 mm ) yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan
suatu peralatan tanpa bantuan suatu peralatan. Untuk mempelajari ilmu
mikrobiologi harus ditunjang melalui praktikum, salah satu alat pokok yang
digunakan dalam pengamatan dan penelitian adalah mikroskop.
Mikrobiologi dapat dianggap
dimulai sejak manusia dapat membuat alat pembesar yang cukup mampu melihat
benda yang sangat kecil . Meskipun Antony Van Leeuwenhoek ( 1623 – 1723 ) bukan
orang pertama yang melihat bakteri dan protozoa , tetapi Antony Van Leeuwenhoek
yang melaporkan pertama kali , melihatnya, kemudian menggambar, dan
mendeskripsikan mikroorganisme. Alat pembesar yang digunakan Leeuwenhoek
merupakan mikroskop pertama dengan menggunakan lensa tunggal. Mikroskop
sekarang merupakan mikroskop yang menggunakan lensa majemuk.
Mikroskop merupakan salah satu
alat yang erat sekali hubungannya dengan mikrobiologi, khususnya untuk melihat
bayangan mikroorganisme dan bagian – bagiannya yang ukurannya sangat kecil.
Bentuk
dan jenis mikroskop berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mikroskop yang paling sederhana adalah mikroskop cahaya, mikroskop
stereo, sampai yang modern seperti ini mikroskop electron. Semakin modern ,
perbesaran yang dihasilkan semakin besar dan rinci.
Berdasarkan
pada kenampakan objek yang diamati, mikroskop dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.
Mikroskop
dua dimensi ( Mikroskop cahaya )
2.
Mikroskop
tiga dimensi ( Mikroskop stereo )
Berdasarkan sumber
cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi
1.
Mikroskop
cahaya
2.
Mikroskop
electron
Mikroskop Cahaya
Salah satu alat untuk melihat mikroorganisme adalah
mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakter yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan
benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm
Gambar 1 Mikroskop Cahaya ( Elektrik
)
.
Bagian
– bagian Mikroskop cahaya elektrik :
1)
Eyepiece / Oculars ( Lensa Okuler )
Fungsi : Untuk
memperbesar bayangan yang dibentuk lensa obyekif
2)
Revolving nosepiece ( Pemutar lensa )
Fungsi :Untuk
memutar objektif sehingga mengubah perbesaran
3)
Observation tube ( Tabung pengamatan / tabung
okuler )
Fungsi :
Meletakkan lensa okuler
4)
Stage ( Meja benda )
Fungsi :
Meletakkan specimen
5)
Condenser
Fungsi :
Mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa obyektif
6)
Objective lense ( Lensa Obyekif )
Fungsi :
Memperbesar specimen / preparat
7)
Brightness adjustment knob ( Pengatur kekuatan lampu )
Fungsi :
Memperbesar dan memperkecil cahaya lampu
8)
Main switch
Fungsi : Tombol on
– off
9)
Diopter adjustment ring ( Cincin pengatur diopter )
Fungsi : Untuk
menyamakan focus antara mata kiri dan kanan
10) Interpupillar
distance adjustment knob
Fungsi : Pengatur
jarak interpupillar
11) Specimen
holder ( Penjepit )
Fungsi : Menjepit
preparat agar posisinya tidak berubah
12) Illuminator
Fungsi : Sumber
cahaya
13) Vertical
feed knob (
Sekrup pengatur vertical )
Fungsi : Untuk
menaikkan atau menurunkan object glass
14) Horizontal
Feed Knob (
Sekrup pengatur horizontal )
Fungsi : Untuk
menggeser ke kanan atau ke kiri objek glass
15) Coarsie
focus knob (
Sekrup focus kasar )
Fungsi : Menaik
turunkan meja benda ,untuk mencari focus secara kasar dan cepat
16) Fine
focus knob (
Sekrup focus halus )
Fungsi : Menaik
turunkan meja benda secara halus dan lambat
17) Observation
tube securing knob
Fungsi :
Pengencang tabung okuler
18) Condenser
adjustement knob
Fungsi : Menaik
turunkan condenser
Gambar 2 Mikroskop Cahaya Monokuler
Bagian
– bagian mikroskop cahaya monokuler :
1)
Lensa
Okuler
Fungsi : Membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2)
Tabung
mikroskop
Fungsi : Bagian
yang menghubungkan lensa okuler dengan lensa obyektif
3)
Revolver
Fungsi : Mengubah
perbesaran lensa obyektif
4)
Lensa
objektif lemah
Fungsi :
5)
Lensa
objektif kuat
Fungsi :
6)
Meja
mikroskop
Fungsi : Tempat
meletakkan specimen / preparat yang diamati
7)
Klip
Fungsi : Penjepit object glass
8)
Kaki
mikroskop
Fungsi : Menjaga,
menopang mikroskop
9)
Cermin
Fungsi :
Memantulkan cahaya pada lensa obyektif agar pengamatan preparat lebih jelas
10) Diafragma
Fungsi : Mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke lensa obyektif
11) Lengan mikroskop
Fungsi : Pegangan
pada mikroskop
12) Mikrometer ( Pemutar halus )
Fungsi : Menaikkan
dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada
makrometer
13) Makrometer ( Pemutar kasar )
Fungsi : Untuk
menaikkan menurunkan tabung mikroskop secara cepat
Cara kerja
Mikroskop cahaya :
A.
Pada
Lensa
1.
Lensa
Obyektif
Berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan
menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir
serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki
nilai “aperture “ yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan
menentukan daya pisah specimen sehingga mampu menunjukan struktur renik yang
berdekatan sebagai dua benda yang terpisah
2.
Lensa
Okuler
Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung
berdekatan dengan mata pengamat dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar 4 hingga 25 kali
3.
Lensa
kondensor
Lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya
pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat
maka akan diperoleh daya pisah maksimal . Jika daya pisah kurang maksimal maka
dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannya akan kurang optimal.
B.
Preparasi
sediaan
Persiapan preparat di dalam mikroskop cahaya terbagi
menjadi dua jenis, yaitu :
1.
Preparat
Non – permanen
Dapat diperoleh dengan menambahkan air pada sel hidup di
atas kaca objek, kemudian diamati di bawah mikroskop
2.
Preparat
permanen
Diperoleh dengan melakukan fiksasi yang bertujuan untuk
membuat sel dapat menyerap warna, membuat sel tidak bergerak , mematikan sel ,
dan mengawetkannya.
3.
Tahap
selanjutnya
Pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan
hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi
dengan monomer resin melalui proses pemanasan karena pada umumnya jaringan
memiliki tekstur yang lunak dan mudah pecah setelah mengalami fiksasi. Kemudian
dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom.
Setelah
dilakukan penyayatan , dilanjutkan dengan pewarnaan, yang bertujuan untuk
memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan
sekitanya.
a.
Mikroskop
Elektron
Mikroskop electron adalah sebuah mikroskop yang mampu
melakukan pembesaran sampai 2 juta kali. Menggunakan elektro static dan elektro
magnetic untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki
kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada
mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energy
dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Gambar 3 Mikroskop Elektron
Cara kerja Mikroskop Elektron :
Mikroskop transmisi electron saat ini telah mengalami
peningkatan kinerja hingga mampu menghasikan resolusi hingga 0,1 nm atau 1
angstrom.
Meskipun banyak bidang -
bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop
transmisi electron ini. Adanya persyaratan bahwa “ obyek pengamatan harus
setipis mungkin “ ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan,
terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis.
Karena itu pengembangan metode baru mikroskop electron terus dilakukan
B.
Minyak
Imersi
Manfaat penggunaan Minyak
Imersi :
1.
Resolusi
akan lebih tinggi dan bayangan dapat lebih jelas
2.
Panjang
fokal menjadi di perpendek, sehingga sudut apertur semakin besar
3.
Jarak
antara lensa objektive dan objek pendek
4.
semakin
kecil nilai daya pisah, akan semakin kuat kemampuan lensa untuk
memisahkan dua
titikyang berdekatan pada preparat sehingga struktur benda terlihat lebih
jelas. Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesarkan indeks bias atau
menggunakan cahaya yang memiliki panjang gelombang (λ) pendek. Biasanya dapat
digunakan minyak imersi untuk meningkatkan indeks bias pada perbesaran 10 x 100
C.
Identifikasi
Identifikasi
adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini
perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang
satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan
identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam
golongan mana.
D.
Mikroba
hasil pengamatan
1. Bakteri
1.1 Pengertian Bakteri
Kuman adalah istilah umum Indonesia yang menggambarkan hewan
mikrobiologis yang juga disebut dengan nama bakteri. Biasanya kuman dianggap
sebgai bibit penyakit. Bakteri adalah suatu organism yang jumlahnya paling
banyak. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel
tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran
mikroskopik (sangat kecil). Bakteri
memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
Organisme multiselluler, prokariot (tidak memiliki membran inti sel ), umumnya
tidak memiliki klorofil, memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d
ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron, memiliki
bentuk tubuh yang beraneka ragam, hidup bebas atau parasit, yang hidup di
lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya
tidak mengandung peptidoglikan,y ang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan
dinding selnya mengandung peptidoglikan. Struktur bakteri terbagi menjadi dua
yaitu: 1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi:
dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) Meliputi kapsul,
flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
2. Bentuk Bakteri
Bentuk
dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral
(spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. Berbagai
macam bentuk bakteri :
2.1 Bakteri Kokus
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal.
b.
Diplokokus yaitu dua sel bakteri
kokus berdempetan.
c.
Tetrakokus yaitu empat sel bakteri
kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d.
Sarkina yaitu delapan sel bakteri
kokus berdempetan membentuk kubus.
e.
Streptokokus yaitu lebih dari empat
sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f.
Stapilokokus yaitu lebih dari empat
sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2.2 Bakteri Basil
a.
Monobasil yaitu berupa sel bakteri
basil tunggal
b.
Diplobasil yaitu berupa dua sel
bakteri basil berdempetan
c.
Streptobasil yaitu beberapa sel
bakteri basil berdempetan membentuk rantai
2.3 Bakteri Spirilia
a.
Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b.
Spiroseta yaitu bentuk sel seperti
sekrup
c.
Vibrio yaitu bentuk sel seperti
tanda baca koma
3. Alat Gerak Bakteri
Alat
gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk
batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan
bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar
dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Flagellum memiliki jumlah
yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu :
a.
Monotrik : bila hanya berjumlah satu
b.
Lofotrik : bila banyak flagellum
disatu sisi
c.
Amfitrik : bila banyak flagellum
dikedua ujung
d.
Peritrik : bila tersebar diseluruh
permukaan sel bakteri
4. Reproduksi Bakteri
Bakteri
umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif =
tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan
biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual
yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran
materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi
genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Transformasi
adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel
bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
b. Transduksi
adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan
perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
c. Konjugasi
adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak
sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang
berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
2. JAMUR
2.1 Pengertian Jamur
Jamur merupakan tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang
uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut
hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif adapula
dengan cara generatif.
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
1. Ciri-Ciri
Umum Jamur
Jamur merupakan
kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi.
Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan
organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk
tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh
jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan
yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang
tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma
dan sitoplasma hifa.
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk
memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat merupakan sifat jamur
yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak
dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif adalah jamur yang
bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat
saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
cocok.
c. Saprofit merupakan jamur pelapuk dan
pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
JAMUR DIBAGI MENJADI 6 DIVISI :
1
|
MYXOMYCOTINA
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:- fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium - fase tubuh buah. Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum |
2
|
OOMYCOTINA
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti. • Reproduksi: - Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia. - Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies: a. Saprolegnia sp. b. Phytophora infestans |
3
|
ZYGOMYCOTINA
Tubuh multiseluler habitat umumnya di darat sebagai saprofit. • Hifa tidak bersekat. Reproduksi: - Vegetatif: dengan spora. - Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies: a. Mucor mucedo b. Rhizopus oligosporus |
4
|
ASCOMYCOTINA
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler. Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). Reproduksi: - Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia. - Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora. Contoh spesies: Sacharomyces cerevisa, Neurospora sitophila, Peniciliium notatum, Penicillium camemberti, Aspergillus oryzae, |
5
|
BASIDIOMYCOTINA
Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora. Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik. Contoh spesies: Volvariella volvacea, Auricularia polytricha, Amanita muscaria |
A.
Yeast Cell
Khamir adalah
mikroorganisme eukariotik bersel tunggal yang tergolong fungi. Berukuran antara
5 dan 20 mikron. Khamir termasuk organisme uniseluler yang bersifat aerob.
Tetapi jenis khamir fermentatif dapat hidup secara anaerob meski pertumbuhannya
lambat. Khamir termasuk organisme uniseluler namun memiliki ukuran yang lebih
besar daripada bakteri. Dapat membentuk miselium palsu sehingga disebut sebagai
pseudomiselium. Berdasarkan alat perkembangbiakannya, khamir dibagi menjadi: 1)
khamir sejati (true yeast) yang berkembang
biak dengan spora dan khamir yang tidak membentuk spora dan; 2) khamir palsu (false yeast) yang berkembang biak dengan
pertunasan, pembelahan atau kombinasi pertunasan dan pembelahan.
Umumnya khamir tumbuh
pada makanan yang banyak mengandung gula dan ber pH rendah, seperti sirup dan
buah-buahan. Karenanya khamir sering digunakan dalam proses fermentasi. Khamir
memiliki sekumpulan enzim zymase yang berperan pada fermentasi senyawa gula.
Proses fermentasi ini digunakan dalam proses pembuatan roti, tape dan anggur.
Namun sifat ini juga dapat merugikan, karena khamir sangat menyukai buah-buahan,
sehingga dapat menyebabkan kerusakan yang tidak diinginkan sehingga buah tidak
dapat dikonsumsi maupun diolah lebih lanjut.
Khamir berkembang biak
dengan pembelahan sel dengan cara pembentukan tunas. Bagi kebanyakan khamir
seperti Saccharomyces cerevisae, tunas dapat berkembang dari setiap bagian
permukaan sel induk (pertunasan polar) tetapi bagi beberapa spesies hanya pada
bagian tertentu saja. Pada khamir dengan pertunasan bipolar (yaitu spesies
Hanseniaspora) pembentukan tunas terbatas pada dua bagian sel yang berlawanan
dan sel berbentuk jeruk atau bentuk apikulat.
Khamir kurang tahan
terhadap suhu tinggi dibandingkan dengan kapang, Suhu optimum untuk
pertumbuhannya adalah 20-38 oC. Dan pada suhu 100oC
yeast dan sporanya dapat mati. karena itu pemanasan menjadi cara yang efektif
untuk membunuh khamir. Khamir banyak digunakan dalam industri pangan, terutama
dari genus Saccharomyces.
Morfologi Khamir
Sel
kamir mempunyai ukuran bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20-50 mm
dan lebar 1-10 mm. Bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval (Saccharomyces),
sillinder, ogival (bulat panjang dengan salah satu ujung runcing), segitiga
melengkung, berbentuk botol, apikulat atau lemon (Hanseniaspora).
Ukuran dan bentuk sel khamir dalam kultur
yang sama mungkin berbeda karena pengaruh perbedaan umur dan kondisi lingkungan
selama pertumbuhan.
Tabel 1. Bentuk dan Ukuran
Khamir
Nama
|
Bentuk
|
Schizosaccharomyces
octosporus
|
Bulat atau silindris
|
Saccharomyces
cereviseae
|
Bulat atau bulat telur
|
S.
carlbergensis
|
Bulat atau bulat telur
|
Pichia
membrane-faciens
|
Bulat telur atau silindris
|
Saccharomycodes
ludwigii
|
Buah jeruk atau sosis
|
Gambar 4 Bagian-bagian Khamir (Yeast)
Sumber
: http://maltingandbrewing.com/
Sistem Reproduksi Khamir
Reproduksi dengan cara pertunasan,
pembelahan, pembelahan tunas dan pembentukan spora aseksual dinamakan reproduksi
vegetatif sedangkan pembentukan spora seksual disebut dengan reproduksi
seksual.
Pengunaan Khamir dalam Kehidupan
Sehari-hari
Penggunaan khamir dalam industri yaitu
diantaranya adalah pembuatan alkohol, bir, anggur, brem dengan cara proses
fermentasi. Selain itu diperlukan dalam industri roti dengan proses fermentasi
yang menhasilkan CO2 secara cepat sehingga membuat
lubang-lubang pada roti dan mengembangkan roti.
Gambar 5
Khamir (yeast)
Sumber: sustainabledesignupdate.com
B.
Bacillus sp
Bacillus
sp. merupakan salah satu kelompok bakteri gram positif yang sering digunakan
sebagai pengendali hayati penyakit akar. Anggota genus ini memiliki kelebihan, karena
bakteri membentuk spora yang mudah disimpan, mempunyai daya tahan hidup lama,
dan relatif mudah diinokulasi ke dalam tanah. Bacillus sp. telah terbukti
memiliki potensi sebagai agens pengendali hayati yang baik, misalnya terhadap
bakteri patogen seperti R. solanacearum (Soesanto, 2008). Menurut Goto (1992), Bacillus sp.
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Prokaryotae
Divisi : Firmicutes
Subdivisi : Firmibacteria
Ordo : Eubacteriales
Famili : Bacilliaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus sp.
Bacillus
subtilis dicirikan sebagai bakteri gram positif, berbentuk batang, bersel satu,
berukukuran (0,5-2,5) x (1,0-1,2) µm, bersifat aerob atau anaerob fakultatif,
dan katalase positif, metabolisme
dengan fermentasi dan respirasi. Isolat-isolat murni tersebut dipelihara dalam
medium agar miring. Untuk memastikan bahwa koloni-koloni tersebut adalah
Bacillus, maka dilakukan serangkaian pengujian yang bersifat spesifik yaitu
pengecetan gram, pengecetan negatif dan motilitasnya. Bacillus dibedakan dari
anggota familia Bacillaceae lainnya berdasarkan sifat-sifatnya yaitu:
keseluruhannya merupakan pembentuk spora, hidup pada kondisi aerob baik sebagai
jasad yang sepenuhnya aerob maupun aerob fakultatif, selnya berbentuk batang,
dan memproduksi katalase. . B. subtilis bertahan pada suhu 5-75° C dengan tingkat keasaman (pH)
antara 2-8. Pada kondisi kurang menguntungkan, Bacillus akan membentuk struktur
tahan berupa endospora (Soesanto, 2008).
Bacillus
sp. dapat menghasilkan fitohormon yang berpotensi untuk mengembangkan sistem
pertanian berkelanjutan. Fitohormon yang dihasilkan bakteri tanah ini dapat
memengaruhi pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara tidak langsung fitohormon dari bakteri menghambat aktivitas patogen pada
tanaman, sedangkan pengaruh secara langsung fitohormon tersebut adalah
meningkatkan petumbuhan tanaman dan dapat bertindak sebagai fasilitator dalam
penyerapan beberapa unsur hara dari lingkungan (Greenlite, 2009).
Beberapa spesies Bacillus sp. yang menghasilkan antibiotik dapat digunakan sebagai agens hayati. Jenis antibiotik yang dihasilkan tersebut antara lain berupa iturin, surfactin, fengicin, polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacilin (Todar, 2005).
Beberapa spesies Bacillus sp. yang menghasilkan antibiotik dapat digunakan sebagai agens hayati. Jenis antibiotik yang dihasilkan tersebut antara lain berupa iturin, surfactin, fengicin, polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacilin (Todar, 2005).
Gambar 6
Bacillus sp
C.
Makrokonidia
Makrokonidia
adalah konidia yang berukuran besar. Makrokonidia terdiri atas lebih dari
satu sel yang berbentuk lonjong dan menyerupai bulan sabit dan makrokonidia
terdiri atas satu sel yang berbentuk bulat telur. Makrokonidia khas tampak jelas di antara
hifa-hifa, berukuran besar, dan berdinding kasar. Ada makrokonidia tidak berwarna, bersel tunggal, berbentuk
bulat dengan panjang 6-15 µm dan berdiameter 3-5 µm dan makrokonidia berbentuk
bulan sabit, tidak berwarna mempunyai 3-5 sekat, masing-masing panjangnya 30-50
µm dan berdiameter 2-5 µm. Genus
Microsporum secara mikroskopik ditemukan hifa bersekat makrokonidia.
Makrokonidia seperti gada dengan dinding sel tebal dan berduri / kasar, sel
pada makrokonidia terdiri dari 8 –12 sel. Secara makroskopik koloni tampak
granuler berserbuk. Contoh : M. Cannis, M . gypseum. M. nannum. M. Cokkei.
Gambar 7 Makrokonidia
D.
Penicilliun
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo
Hypomycetes, filum Askomycota. Kapang jenis ini memiliki bentuk
berupa talus dengan cabang-cabang dan memiliki hifa transparan. Penicillium sp.memiliki ciri
hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda
dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang dihasilkannya disebut
konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut phialides sehingga
tampak membentuk gerumbul. Lapisan dari phialides yang merupakan tempat
pembentukan dan pematangan spora disebut sterigma. Beberapa jenis Penicillium
sp. Yang terkenal
antara lain P. notatum yang digunakan sebagai produsen
antibiotik dan P. camembertii yang digunakan untuk membuat
keju biru (Purves dan Sadava, 2003).
Klasifikasi :
Kingdom :
Fungi
Divisio :
Ascomycotyna
Class :
Eurotiomycetes
Ordo :
Eurotiales
Famili :
Trichocomaceae
Genus :
Penicillium
Penicillium biasa disebut green molds atau blue molds.
Kapang ini sering ditemukan pada jeruk dan buah lainnya, keju di kulkas, dan
bahan makanan lainnya yang terkontaminasi dengan spora mikroba ini. Konidia Penicillium terdapat di mana-mana baik
di tanah maupun di udara. Kapang ini sering menjadi kontaminan pada
laboratorium biologi. Penicillin ditemukan pertama kali oleh Alexander Fleming
pada tahun 1928 akibat tercemarnya kultur Staphylococcus
oleh mikroba Penicillium notatum
(Alexopaulos, 1979). Aktivitas penting dari Penicillium adalah sebagai berikut
:
1.
Produksi
Antibiotik
2.
Industri
Keju
3.
Parasit
Tanaman
4.
Mycotoxicoses
Gambar 8. Penicillium sp.
E. Bakteri Tahan Asam
Bakteri tahan
asam adalah bakteri yang pada pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap mengikat
warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu
mengikat warna kedua. Bakteri tersebut ketika diamati dibawah mikroskop tampak
berwarna merah dengan warna dasar biru muda. Terdapat lebih dari 50 spesies
Mycobacterium, antara lain banyak yang merupakan saprofit. Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk
batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini
tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan
karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium
tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus
berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm.
Mycobacterium
tuberculosis merupakan bakteri tahan asam, berbentuk batang dan bersifat aerob
obligat yang tumbuh lambat dengan waktu generasi 12 jam atau lebih.
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis dan merupakan patogen yang
berbahaya bagi manusia. Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium
avium-intracellulare (kompleks M. avian) dan mikobakteria apitik lain yang sering
menginfeksi pasien AIDS, adalah patogen ortunistik pada orang-orang dengan
fungsi imun yang terganggu lainnya, dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada
pasien dengan sistem imun yang normal.
Sumber penularan
adalah penderita TB yang dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA positif).
Infeksi kuman ini paling sering disebarkan melalui udara (air borne, droplets
infection). Penyebaran melalui udara berupa partikel-partikel percikan dahak
yang mengandung kuman berasal dari penderita saat batuk, bersin, tertawa,
bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman ini (berukuran diameter 1-5
µm) akan terhisap oleh orang sehat dan menimbulkan infeksi di saluran napas.
Pewarnaan kuman BTA dapat dilakukan dengan 3 macam pewarnaan yaitu Ziehl-Neelsen, Tan Thiam Hok (Kinyoun-Gabbett) dan Auramin–phenol fluorochrome. Umumnya pewarnaan Ziehl-Neelsen dan Tan Thiam Hok yang sering digunakan.
Pewarnaan kuman BTA dapat dilakukan dengan 3 macam pewarnaan yaitu Ziehl-Neelsen, Tan Thiam Hok (Kinyoun-Gabbett) dan Auramin–phenol fluorochrome. Umumnya pewarnaan Ziehl-Neelsen dan Tan Thiam Hok yang sering digunakan.
Gambar 9. Bakteri Tahan Asam
Sumber : http://dwipoenya.wordpress.com/
F. Streptococcus
Streptococcus
terdiri dari bakteri berbentuk bulat (coccus), Gram-positif, mikroaerofil,
tidak motil, dan membentuk rantai atau berpasangan. Bersifat aerob fakultatif
dan heterogen . Berdasarkan kombinasi sifat antigen, haemolytic (kemampuan
untuk merusak sel darah merah), dan fisiologisnya, genus ini dibagi menjadi
grup A, B, C, D, F, dan G. Grup A dan D dapat ditularkan pada manusia melalui
makanan. Group A: satu spesies dengan 40 tipe antigen (S. pyogenes).
Group D diberi nama lain sebagai genus Enterococcus.
Ciri-ciri Streptococcus adalah coccus tunggal mempunyai bentuk seperti
bola atau bulat dan tersusun seperti rantai. Beberapa Streptococcus memilki kapsul berupa polisakarida yan dapat
dibedakan dengan pneumococcus. Sebagian besar Streptococcus hemotilik pathogen tumbuh dengan baik pada suhu 370C,
sedangkan bakteri enterococcus kelompok
D dapat tumbuh baik dalam suhu abtara 15oC sampai 45oC.
pengklasifikasian bakteri Streptococcus dalam
beberapa kategori utama telah didasarkan pada rangkaian penelitian, yaitu : 1.
Morfologi koloni dan reaksi hemolitik pada media agar 2. Spesifitas serologi
dari grup substansi spesifik pada dinding sel dan dengan dinding sel yang lain
atau dengan antigen kapsul 3. Reaksi biokimia dan daya tahan terhadap faktor
fisik serta kimia 4. Tampilan ekologi. Streptococcus
dapat menyebabkan sakit infeksi tenggorokan dan demam radang, serta infeksi
bernanah dan infeksi dalam aliran darah lainnya. Tenggorokan sakit dan berwarna
merah, sakit saat menelan, infeksi pada tonsil (tonsillitis), demam
tinggi, sakit kepala, mual, muntah, rasa tidak enak badan, pilek; kadang-kadang
terjadi peradangan, Gejala penyakit timbul 1-3 hari setelah infeksi; dosis
infektif mungkin sangat rendah (kurang dari 1000 organisme). Adapun contoh
spesies ini yaitu Streptococcus pyogenes,
Streptococcus agalactiae, Streptococcus bovus, Enterococcus faecalis.
Gambar 10. Streptococcus sp
G.
Rhizopus sp
Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk
filum Zygomycota ordo Mucorales. Rhizopus sp. mempunyai ciri
khas yaitu memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat.
Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak bersepta atau
bersekat. Miselium dari Rhizopus sp. yang juga disebut
stolon menyebar diatas substratnya karena aktivitas dari hifa
vegetatif. Rhizopus sp.bereproduksi secara aseksual dengan
memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah
atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari
hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya
adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada roti
basi. Habitat Rhizopus sp. yaitu
di tempat lembab, hidup sebagai saprofit pada organisme mati misalnya pada
bahan makanan seperti kedelai, roti, buah-buahan (anggur, stroberi dan tomat)
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus sp.
Ciri morfologi dan struktur tubuh
Terdiri dari benang-benang hifa
yang bercabang dan berjalinan membentuk miselium, hifa tak bersekat (bersifat
senositik), septa atau sekat antar hifa hanya ditemukan pada saat sel
reproduksi terbentuk, dinding selnya tersusun dari kitin, Koloni berwarna putih
berangsur-angsur menjadi abu-abu, rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada
posisi yang sama dengan sporangiofora, sporangia berwarna coklat gelap sampai
hitam bila telah masak. spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder. Rhizopus
sp. mempunyai tiga tipe hifa, yaitu Stolon; hifa yang membentuk jaringan pada
permukaan substrat (misalnya roti), Rhizoid; hifa yang menembus subtrat dan
berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan. Sporangiopor hifa yang tumbuh
tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat)
diujungnya
Gambarb 11. Bagian tubuh Rhizopus sp
Reproduksi
Jamur Rhizopus sp. melakukan
reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksualnya dengan
fragmentasi miseliumnya atau dengan spora aseksual. Reproduksi seksualnya
dengan perkawinan atara hifa berbeda jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-),
menghasilkan zigospora. Zigospora merupakan spora seksual (spora generatif),
yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi seksual.
Reproduksi aseksual dan seksual
Gambar 12. Siklus Hidup Rhizopus sp
Jenis Rhizopus sp. dan perannya
• Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus, Rhizopus azygosporus berperan pada membuatan tempe. Rhizopus
nigricans, hidup pada tomat dan strawberry/buah-buahan (pengurai produk
organisme), Rhizopus stolonifer, tumbuh pada roti basi
H. Aspergillus
Aspergillus sp., seperti Penicillium
sp., berasal dari ordo yang sama yaitu Hypomycetes.Aspergillus sp. membentuk
badan spora yang disebut konidium dengan tangkainya konidiofor. Aspergillus
sp. memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma
sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Aspergillus sp memiliki ciri
umum antara lain, konidiospora tidak bercabang muncul dari sel kaki dan
berakhir sebagai fesikel yang menyebabkan munculnya sterigmata berbentuk botol.
Rantai–rantai konidia terbentuk pada sterigmata sekunder (cabang-cabang
sterigmata primer). Identifikasi spesies Aspergillus
dapat dilakukan berdasarkan koloni
jamur yang tumbuh pada agar SDA. Jamur Aspergillus
sp ini mempunyai kepala konidium
yang khas, yaitu memperlihatkan struktur yang halus. Jamur ini tumbuh pada suhu
kamr, mempunyai masa inkubasi 2-5 hari dan pertama terbentuk adalah
filament-filamen putih, kemudian berubah menjadi biru kehijauan serta
menghasilkan spora. Salah satu contoh jamur ini adalah Aspergillus
orizae yang digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus sp
flavus yang memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang
pernah ditemukan yang lebih beracun daripada substantsi penyebab kanker
lainnya. (Robinson, 2001).
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Eurotiomycetes
Order : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Eurotiomycetes
Order : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Gambar 13. Aspergillus sp
Sumber : http://www.emlab.com
I.
Vibrio Cholerae
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil
(dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dariantigen flagelar H dan antigen somatik O,
gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan
umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. choleraepenyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki
keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. V. choleraeditemukan pertama
kali oleh ahli anatomi dari Italia bernama Filippo
Pacini pada tahun 1854. Namun, penemuan awal ini baru dikenal luas
setelah Robert Koch, yang mempelajari penyakit kolera di Mesir, pada tahun 1883 berhasil
membuktikan bahwa bakteri tersebut adalah penyebab kolera.
Untuk melakukan isolasi dan pemeliharaan
vibrio, dapat menggunakan media Thiosulfate-citrate-bile salts agar (TCBS) yang merupakan media selektif untuk
isolasi dan pemurnian Vibrio. Vibrio mampu menggunakan sukrosa sebagai sumber karbon akan berwarna kuning, sedangkan yang lainnya
berwarna hijau. Akan tetapi terdapat beberapa mikrob yang juga dapat tumbuh
pada media ini, seperti Staphylococcus,Flavobacterium, Pseudoalteromonas, and Shewanella. Sedangkan untuk perbanyakan Vibrio, dapat digunakan media Alkaline Peptone Water(APW) yang memiliki pH relatif tinggi, yaitu berkisar 8.4 dan
mengandung NaCl sebesar 1-2%.Adapun pertumbuhan optimum vibrio adalah pada suhu
berkisar antara 20- 35oC.
Teknik yang digunakan dalam identifikasi fenotipe V. cholerae adalah uji lisin dekarboksilase dan ornitin (arginin) dekarboksilase, oksidase, Kliger Iron Agar (KIA), dan uji indol. V. cholerae akan menunjukkan hasil positif pada
keempat uji biokimia tersebut. Hasil positif untuk uji oksidase dan uji lisin
dan arginin dekarboksilase adalah terbentuknya warna ungu tua. Pada uji KIA, tidak terbentuk gas, dengan slant (bagian permukaan media) berwarna merah
(bersifat basa) dan butt (bagian dasar media) berwarna kuning
(bersifat asam). Untuk uji indol, akan terbentuk warna merah
keunguan pada permukaan.
Kingdom :
Bacteria
Filum :
Proteobacteria
Kelas :
Gamma proteobacteria
Ordo :
Vibrionales
Family :
Vibrionaceae
Genus :
Vibrio
Spesies :
Vibrio Cholerae
Gambar 14. Vibrio Cholerae Gambar 15. Vibrio
Cholerae
Sumber : http://microbewiki.kenyon.edu
J.
Staphylococcus
Staphylococcus berasal
dari kata staphylos berarti kelompok buah anggur dan coccus berarti bulat.Kuman
ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir
manusia.Pada tahun 1880; Pasteur mengenal mengisolir micrococcu yang membentuk
kelompok.Pada tahun 1881; Oyston berhasil mengisolir micrococci dari abces.
Pada tahun 1884; Rosenbach untuk pertama kalinya mempelajari Staphylococcus
secara mendalam sehingga berhasil mengenal varietas aureus, albus dari
micrococcus pyogenes.
Klasifikasi Staphylococcus
Kingdom :
Monera
Divisio :
Firmicutes
Class :Bacilli
Ordo :Bacillales
Family :
Staphylococcacae
Genus :
Staphylococcus
Spesies :
Stapthylococcus sp
Morfologi
Bentuk: bulat, ukuran 1
mikron. Tidak membentuk spora. Tidak mempunyai flagela. Letak sel satu sama
lain yang karakteristik bergerombol seperti buah anggur. Sifat karakteristik
ini dipakai sebagai pemberian nama Staphylococcus. Tetapi kadang-kadang ada
yang letaknya tersebar atau terpencar. Pengelompokan ini akan terlihat baik
pada pengamatan penanaman dalam media padat. Pasangan atau rantai pendek lebih
sering terlihat dalam smear nanah dan kultur dalam kaldu. Sifat pewarnaan: pada
kultur muda bersifat Gram (+), sedang pada kultur tua bersifat Gram (-). Koloni
micrococci tumbuh cepat pada media agar pada suhu normal (370), dan
biasanya bergaris tengah 1-2 mm setelah inkubasi 24 jam. Koloni tadi halus,
basah, menonjol dengan tepi bulat dan berwarna, yaitu pada varietas albus
berwarna putih, varietas citreus berwarna kuning jernih dan varietas aureus
berwarna kuning emas.
Media Perbenihan Staphylococcus dan Test Biokimia
Staphylococcus mudah berkembang pada sebagian besar medium
bakteriologik dalam lingkungan aerobic atau mikroaelofilik. Media yang sering
digunakan adalah sebagai berikut (Soemarno, 1962);
1) Nutrient Agar (NA) Biasanya koloni Staphylococcus yang tumbuh pada media ini berwarna putih
sampai kuning, smooth, tumbuh subur dan memiliki elevasi yang datar atau
keping.
2) Manitol Salt Agar (MSA) Koloni yang tumbuh
berukuran kecil-sedang , smooth, koloni berwarna kuning dengan zone yang
berwarna kuning juga.
Staphylococcus merupakan
penyebab terjadinya infeksi yang bersifat poogenik. Untuk pembuatan kultur
dapat diambil bahan dari pernanahan kecil, bisul kecil, bisul besar, dan abces
diberbagai bagian tubuh. Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit melalui
folikel-folikel rambut, muara kelenjar keringat dan luka-luka kecil. Kemampuan
yang menyebabkan penyakit dari staphylococcus adalah gabungan dari efek yang
ditimbulkan oleh produk-produk ekstraseluler, daya infasi kuman dan kemampuan
untuk berkembang biak. Staphylococcus
patogen mempunyai sifat sebagai berikut: a. Dapat menghemolisa eritrosit b.Menghasilkan
koagulasi’dapat membentuk pigmen (kuning keemasan) c. Dapat memecah manitol menjadi asam. Diantara
staphylococcus yang mempunyai kemampuan besar untuk menimbulkan penyakit ialah
Staphylococcus aureus.
Infeksi yang ditimbulkan
oleh Staphylococcus dapat meluas ke jaringan sekitarnya, perluasannya dapat
melalui darah atau limfe, sehingga pernanahan disitu bersifat menahun, misalnya
sampai pada sumsum sehingga terjadi radang sumsum tulang (osteomyelitis).
Perluasan ini dapat sampai ke paru-paru, selaput otak dan sebagainya. Obat-obatan
antibiotika mempunyai khasiat yang baik terhadap staphylococcus secara invitro.
Tetapi secara invivo sering obat tersebut tidak dapat menerobos dinding fibrin
untuk mencapai daerah pusat infeksi. Oleh karena itu dalam pengobatan disamping
pemberian obat perlu adanya drainase (pengaliran) atau insisi (penyedotan).
Gambar 16. Staphylococcus
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
a.
Alat dan Bahan
- 10 macam preparat bakteri dan
jamur
- Mikroskop
- Minyak imersi
- Kertas gambar
- Alat Tulis
b. Skema
kerja berisikan alur kerja praktikum
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Tabel hasil pengamatan
No.
|
Material
|
Pengecatan
|
Kuman /
Jamur
|
Bentuk
|
Susunan
|
Warna
|
Perbesaran
|
1
|
Kultur
|
Gram
|
Yeast cell
|
Oval
|
Tunggal
|
Ungu
|
100x10
|
2
|
Kultur
|
Gram
|
Bacillus
|
Batang berspora
|
Tersusun seperti bambu
|
Ungu kebiruan
|
100x10
|
3
|
Kultur
|
LPCB
|
Makrokonidia
|
Bulan sabit
|
Berkoloni
|
Biru
|
40x10
|
4
|
Kultur
|
LPCB
|
Penicillium
|
Bulat
|
Berkoloni
|
Hijau kebiruan
|
40x10
|
5
|
Sputum
|
Ziel Nelsen
|
Bakteri Tahan Asam
|
Batang
|
Membentuk rantai
|
Merah
|
100x10
|
6
|
Kultur
|
Gram
|
Streptococcus
|
Kokus
|
Rantai
|
Merah keunguan
|
100x10
|
7
|
Kultur
|
LPCB
|
Rhizopus
|
Bulat
|
Berkoloni
|
Biru
|
160x10
|
8
|
Kultur
|
LPCB
|
Aspergillus
|
Bulat
|
Berkoloni
|
Biru
|
40x10
|
9
|
Kultur
|
Gram
|
Vibrio Cholerae
|
Batang koma
|
Tunggal (tidak berkoloni)
|
Merah
|
100x10
|
10
|
Kultur
|
Gram
|
Staphylococcus
|
Kokus
|
Berkoloni (buah anggur)
|
Merah keunguan
|
100x10
|
Tabel
4. Hasil pengamatan
praktikum
B.
Pembahasan Hasil
Pengamatan
1.
Yeast cell
Nama mikrobanya adalaha Yeast
cell ( Sel khamir ). Mempunyai panjang tubuh 2 – 5 μm x 3 – 6 μ hingga 2 – 5,5 μm
x 5 – 28 μm.
Sel
khamir tersusun tunggal (tidak berkoloni). Pada umumnya, sel khamir termasuk
dalam gram positif, karena memiliki dinding sel yang dapat mengikat cat gram
dengan kuat,sehingga disebut gram positif. Sel khamir menggunakan teknik
pengecatan gram, karena memiliki karakteristik dinding sel yang serupa dengan
bakteri. Methylen
blue adalah cat yang digunakan untuk mewarnai sel khamir agar lebih mudah
diamati, karena warna sel khamir hidup adalah tidak berwarna (transparan)
Bentuk
sel khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat
panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung(triangular),
berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk pseudomiselium, dan
sebagainya.
2. Bacillus
Bacillus adalah
kuman golongan Bacillaceae yang berbentuk batang dan bersifat aerob. Ukurannya
0,3 - 2,2 μm x 1,2 – 7,0 μm. Susunannya
berantai dan mempunyai flagella sehingga dapat bergerak dengan bentuk batang
panjang, dapat soliter ataupun membentuk koloni. Pada kulur tampak koloni putih
abu – abu , tepi seperti rambut, tidak ada hemolisis pada agar darah.
Bacillus
merupakan jenis bakteri yang termasuk kedalam bakteri gram positif, karena
memiliki dinding peptidoglikan tebal, sehingga memiliki afinitas yang tinggi
dengan cat gram Teknik pengecatan Bacillus
menggunakan pengecatan atau pewarnaan gram ,teknik ini merupakan teknik
paling banyak digunakan dalam bakteriologi.
3. Makrokonidia
Makrokonidia merupakan bentuk besar dari konidia dan
terdiri atas lebih dari satu sel lonjong. Makrokonidia dibentuk dari fialid, memiliki
struktur halus serta bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau lebih sel yang
memiliki dinding sel tebal. Makrokonidia bukan jenis dari bakteri,
jadi pengecatan tidak menggunakan Gram, melainkan LPCB.
4. Penicillium
Penicillium adalah filum Askomycota. Penicillium
sp.memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang
disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki
selubung pelindung seperti sporangium. Penicillium bukan termasuk jenis bakteri, melainkan fungi
(jamur) sehingga tidak menggunakan teknik pengecatan gram. Melainkan dengan
LPCB.
5.
Bakteri
Tahan Asam
Bakteri tahan asam
berasal dari genus Mycobacterium yang dinding selnya memiliki kandungan
asam mycolat tinggi. Bakteri ini umumnya
berbentuk batang yang tersusun seperti rantai. Bakteri Tahan Asam ini
menggunakan teknik pengecatan Zielh-Neelsen, karena bakteri ini merupakan jenis bakteri dengan kandungan lipid
(asam mycolat) yang tinggi pada dinding selnya.
Bakteri
golongan Mycobacterium berbentuk batang yang agak sulit untuk diwarnai , tetapi
sekali berhasil diwarnai, sulit untuk dihapus dengan zat asam. Oleh karena itu
disebut dengan BTA ( Bakteri Tahan Asam ).
6.
Streptococcus
Bentuknya
kokus tunggal. bulat telur dan tersusun dalam bentuk rantai. Streptococcus termasuk kedalam bakteri
gram positif. Karena Streptococcus sp menggunakan teknik pengecatan gram, dan dalam
teknik pengecatan atau pewarnaan, bakteri ini memiliki peptidoglikan yang
tebal, sehingga dapat mengikat cat gram dengan kuat,sehingga disebut gram
positif.
7.
Rhizopus
Rhizopus mempunyai
tiga tipe hifa, yaitu :
a.
Stolon, hifa yang
membentuk jaringan pada permukaan substrat
b.
Rizod , hifa yang menembus
substrat dan berfungs sebagai jangkar untuk menyerap makanan
c.
Sporangiofor, hifa yang
tumbuh tegak pada permukaan substrat
Rhizopus
bereproduksi secara aseksual dengan
memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah
atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari
hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya
adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada roti basi.
Rhizopus sp bukan termasuk kedalam gram positif ataupun negatif,
karena bukan termasuk bakteri dan tidak menggunakan teknik pengecatan gram.
Teknik yang digunakan adalah LPCB.
8. Aspergillus
Aspergillus memiliki ciri khas
yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma sekunder karena phialidesnya
bercabang 2 kali. Salah satu contoh jamur ini adalahAspergillus orizae yang
digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus flavus yang
memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang pernah ditemukan
Aspergillus bukan termasuk jenis
bakteri, melainkan fungi (jamur) sehingga tidak menggunakan teknik pengecatan
gram. Jenis pengecatan yang digunakan Aspergillus adalah LPCB
9.
Vibrio cholerae
Vibrio cholerae berbentuk batang bengkok, memiliki flagel
tunggal, bersifat aerob, tumbuh baik pada PH (8.5-9.5), suhu 37 oC
dan pembenihan khusus yang mengandung garam.
Vibrio
cholerae termasuk kedalam jenis
bakteri gram negatif, karena memiliki dinding peptidoglikan yang tipis,
sehingga tidak memiliki afinitas yang tinggi dengan cat gram.
10.
Staphylococcus
Staphylococcus tidak berspora dan mampu
membentuk kapsul. Berbentuk bulat dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran
Sama halnya dengan
Streptococcus, Staphylococcus termasuk kedalam bakteri gram positif. Karena
menggunakan teknik pengecatan gram, dan dalam teknik pengecatan atau pewarnaan,
bakteri ini memiliki peptidoglikan yang tebal, sehingga dapat mengikat cat gram
dengan kuat,sehingga disebut gram positif.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Mikroskop
dibagi menjadi dua bagian utama yang menyusunnya, yaitu :
a. Bagian
optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif dan lensa okuler,
b. Bagian non-optik : kaki mikroskop, lengan
mikroskop, diafragma, meja objek,
sekrup halus dan kasar, penjepit kaca objek dan sumber cahaya
2. Struktur virus sangat kompleks dan kasat mata
jika tidak menggunakan mikroskop
3. Klasifikasi tiap-tiap virus memiliki perbedaan
tersendiri.
a. Bakteri Tahan Asam : batang, koloni membentuk rantai, merah
b. Streptococcus
: kokus, koloni melurus, merah
c. Staphylococcus : kokus, berkoloni (anggur), merah muda
d. Vibrio
cholerae : batang koma, tunggal, merah
e. Aspergillus : bulat bertangkai, berkoloni, biru
f. Yeast
cell : bulat, tunggal, ungu
g.
Bacillus : batang, menyusun seperti
bamboo (berbaris), ungu
h. Makrokonidia : lonjong, berkoloni, hijau
kebiruan
i. Penicillium : bulat, bertangkai tunggal, biru
j. Rhizopus : bulat, koloni bertangkai,
biru
B.
Saran
1.
Ketika mencari pandangan kuman yang
di telti harus mengatur makro dan mikro secara fokus.
2.
Jika perlu diopter adjustment knob
dapat diatur untuk memperoleh bayangan focus yang seimbang antara mata kanan
dan kiri.
3.
Ketika mengamati virus harus di
lihat dengan teliti dan seksama agar tidak keliru membedakan warna dan bentuk
virus apa yang di amati
4.
Ketika praktikum masih banyak
mahasiswa yang bergurau sehingga membuat sebagian mahasiswa lainnya terganggu.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Friesen,
T. L. et al.2006. Emergence of a new disease as a result of interspecific
virulence gene transfer. Nature genetics.
2.
Nicoletti
R, Buommino E, De Filippis A, Lopez-Gresa M, Manzo E, Carella A, Petrazzuolo M,
Tufano MA. (2009). "Bioprospecting for antagonistic Penicillium
strains as a resource of new antitumor compounds". World Journal of
Microbiology
3.
Nicoletti
R, Manzo E, Ciavatta ML. (2009). "Occurrence
and bioactivities of funicone-related
compounds". International
Journal of Molecular Sciences
4.
Jawetz.
E , Melnick & Adelberg,1996, Microbiologi Kedokteran, edisi 20, 631
– 632, EGC, Jakarta.
5.
Int. J. Lingkungan. Res.
Kesehatan Masyarakat 2009,
6, 1393-1417; DOI: 10.3390/ijerph6041393 Potensi Spesies Penicillium di Bidang Bioremediasi (Diterima:
1 Februari 2009 / diterima: 17 Maret 2009 / Published: 9 April 2009 )
7. http://www.docstoc.com/docs/17298665/Pengenalan-Mikroskop
diakses tanggal 11 Mei 2012 pukul 19.36
8. Aryulina,
D. (2008). Biologi Jakarta: ESIS.
hlm. hlm. 62. ISBN 9797345491. (lihat di Penelusuran Buku Google) ( Diakses tanggal 14 Mei
pukul 12.30 WIB
0 comments: