Download : KLIK DISINI
Pada media TCBS Vibrio cholerae membentuk koloni yang konvek , halus dan bulat ,berwarna kuning. Bersifat aerobe dan tumbuh pada media sederhana(biasa). pH optimum 7.8-8.0 dan tumbuh subur pada pH 9.2, tetapi mati dengan cepat oleh asam. Oleh karena itu , biakan yang mengandung karbohidrat yang dapat diragikan dengan cepat menjadi steril. pH alkalis dimaksudkan agar kuman-kuman enterik yang lain tidak dapat tumbuh. Suhu optimum 37.5⁰C
HALAMAN
PENGESAHAN
1.
Nama
Pengujian/Analisis/Materi :Pembuatan
Media
2.
Penyusun :
Nama : Deby
Kurniadi NIM : 25010111140277
3.
Lokasi
Kegiatan :Laboratorium
Terpadu FKM UNDIP
Semarang, 6 Juni 2012
Mengetahui,
PJMK/Dosen
Praktikum Asisten Praktikum
Woeryanto,
M.Si Fitriana
Putri U.
NIP
130606878 NIM E2A009110
DAFTAR
ISI
Halaman Pengesahan................................................................................... 1
Daftar Isi........................................................................................................ 2
Daftar Tabel................................................................................................... 3
Daftar Gambar.............................................................................................. 4
Daftar Lampiran............................................................................................. 5
Prakata.......................................................................................................... 6
Bab I Pendahuluan
A.
Tujuan
Praktikum................................................................................... 7
B.
Manfaat
Praktikum................................................................................. 7
Bab II dasar teori............................................................................................ 8
Bab III
Metode Praktikum
A. Alat dan bahan................................................................................ 16
B.
Skema
kerja. 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil........................................................................................................ 18
B.
Pembahasan........................................................................................... 18
Bab V Penutup
A.Kesimpulan................................................................................................ 20
B.Saran......................................................................................................... 20
Daftar Pustaka............................................................................................... 21
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel hasil pengamatan...................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Endo Agar ...................................................................................... 8
Gambar . Pembuatan Nutrient
Agar.................................................................. 10
Gambar . Nutrient Agar..................................................................................... 10
Gambar . Lactose Broth ................................................................................... 11
Gambar . TCBS ............................................................................................... 12
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
Dokumentasi.................................................................................. 22
Lampiran
Laporan Sementara....................................................................... 24
PRAKATA
Puji syukur
kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi tentang Identifikasi Morfologi
Bakteri dan Jamur tepat pada waktunya.
Saya juga menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Khususnya kepada dosen praktikum Bapak Woeryanto, M.Si yang telah membimbing
saya dalam laporan ini serta kakak-kakak asisten. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi tugas praktikum mata kuliah Mikrobiologi.
Laporan ini masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih kurang. Oleh karena itu
saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik maupun saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan praktikum ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan laporan praktikum
ini dari awal sampai akhir.
Semarang, 6 Juni 2012
Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tujuan
Praktikum
1.
Untuk
melakukan pembuatan media untuk penanaman bakteri serta kegunaan media.
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis media serta cara pembuatannya dengan berbagai macam
media yang digunakan.
3.
Untuk
memahami pentingnya setiap langkah dalam prosedur pembuatan media agar tidak
terkontaminasi.
B.
Manfaat
Praktikum
1.
Untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang cara pembuatan media dengan benar.
2.
Untuk
mengetahui berbagai jenis-jenis media
yang bisa digunakan untuk penanaman bakteri.
BAB II
DASAR TEORI
A.
Endo
Agar
Agar-agar Endo (juga disebut media Endo) adalah
medium pertumbuhan mikrobiologi dengan warna merah muda samar. Endo agar adalah
media padat (solid plating media), digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang
hidup di usus. Media ini mengandung natrium sulfit dan “basic fuchsin” yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Asam yang dihasilkan
dari perombakan laktosa dapat dideteksi dengan asetaldehida dan natrium sulfit. Awalnya dikembangkan untuk
isolasi Salmonella typhi , sekarang digunakan terutama sebagai coliform menengah. Kebanyakan gram
negatif organisme
tumbuh baik pada media ini, sementara pertumbuhan gram
positif organisme
dihambat. Organisme koliform
memfermentasi laktosa dalam media ini, menghasilkan warna merah (yaitu Escherichia coli), sedangkan non-laktosa-fermentasi
organisme memproduksi jelas, koloni berwarna ,
yaitu Salmonella.
Gambar 1. Endo Agar
B.
Nutrient
Agar (NA)
Nutrien agar adalah medium umum
untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas
dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk
membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pada
pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena
mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan
dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan
pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba
(Schlegel, 1993). Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi
dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang
dibutuhkan. Dalam percobaan warna NA sebelum dilarutkan dalam aquades adalah
coklat, dan setelah dilarutkan dalam aquades berubah menjadi kekuning-kuningan
dan terdapat endapan. Jadi untuk menghilangkan endapan tersebut maka dipanaskan
dalam penangas air dengan tabung Erlenmeyer disumbat dengan alat penyumbat.
Setelah sterilisasi warna medium menjadi agak coklat.
Pembuatan Nutrient
Agar
1.
Timbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitis
untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi berikut:
-
Beefextract 3 g
-
Peptone 5 g
-
Agar 15 g
-
Akuades s.d 1000 ml
2.
Akuades sebanyak 100 ml dibagi menjadi dua satu bagian untuk
melarutkan Beefextract dan peptone dan sebagian lagi untuk
melarutkan agar. Sebaiknya air untuk melarutkan agar lebih banyak
3.
Larutkan agar pada
sebagian air tersebut dengan mengaduk secara konstan dan diberi panas. Dapat
menggunakan kompor gas atau hot plate stirrer (jangan sampai overheat,
karena akan terbentuk busa dan memuai sehingga
tumpah).
4.
Sementara itu sebagian akuades digunakan untuk melarutkan peptone
dan beef extract, cukup dengan pengadukan.
5.
Setelah keduanya larut, larutan dituangkan ke larutan agar dan
diaduk sampai homogen. Kemudian pH media diukur dengan mencelupkan kertas pH
indikator. Jika pH tidak netral maka dapat ditambahkan HCl/NaOH.
6.
Setelah itu media dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan
disterilisasi dengan autoklaf.
7.
Tuang media steril ke cawan petri steril secara aseptis. Jika
diinginkan media tegak atau miring pada point ke 5, media langsung dituang ke
tabung kemudian disterilisasi.
Gambar
. Nutrient Agar
C.
Lactose
Broth (LB)
Lactose broth merupakan media
selektif untuk memeriksa benda cair. Lactose broth ini digunakan untuk
menumbuhkan Salmonella dan bakteri koliform dari makanan, air, dan hasil ternak.
Reaksi enzimatis gelatin dan ekstrak sapi memberikan sumber karbon dan nitrogen
untuk pertumbuhan bakteri pada lactose broth. Laktosa adalah karbohidrat.
Fermentasi laktosa dibuktikan dengan timbulnya gas (1).
Kultur mikroba memberi respon dalam Lactose
Broth pada suhu 35oC setelah inkubasi 18-48 jam.Enterococcus
faecalis dan Pseudomonas aeruginosa bisa tumbuh baik
pada medium ini namun tidak memproduksi gas (1).
Pembuatan media cair ini dilakukan dengan cara: memasukan reagen kedalam gelas ukur
dan ditambah aquades sebanyak 100 cc, dan dipanaskan dengan api diatas lampu
spiritus, setelah itu mengukur dengan pH, kemudian menambahkan BTB, dan juga
KOH, setelah itu mengisi tabung reaksi dengan larutan diatas sebanyak 5 cc,
demikian pula dengan tabung durham diisi 3 cc, dan tabung durham tersebut
dimasukan ke dalam tabung reaksi, dan terakhir tutup tabung reaksi dengan kapas
, dan sterilkan. Jika hasil positif, maka akan menjadi asam dan berwarna
kuning, serta tabung durham akan membentuk gas/naik ke atas. Namun, jika hasil
negative, maka tidak ada nada reaksi, berwarna kuning, dan tabung durham tidak
nak ke atas.
Gambar . Lactose Broth
D.
TCBS
TCBS
(Thiosulfate Citrate Bilesalt Sucrose) adalah suatu media selektif atau khusus
untuk media kuman Vibrio cholera.
Gambar . TCBS
Cara
Pembuatan :
1. Timbang bahan –bahan diatas masukkan dalam becker glass
2. Tambahkan aquades yang telah diukur
3. Masukkan dalam erlenmeyer ,dan tutup dengan kapas.
4. Masukkan dalam waterbath
5. Ukur pH dengan kertas pH,sesuaikan dengan pH media (8.8±0.1)
6. Sterilkan di waterbath 100⁰C selama 1 jam
7. Tuang secara aseptis ke petri steril
Catatan : . Untuk media TCBS tidak disterilisasikan dalam autoklaf karena kandungan komposisi “bili salt” dalam agar tersebut akan menguap.
1. Timbang bahan –bahan diatas masukkan dalam becker glass
2. Tambahkan aquades yang telah diukur
3. Masukkan dalam erlenmeyer ,dan tutup dengan kapas.
4. Masukkan dalam waterbath
5. Ukur pH dengan kertas pH,sesuaikan dengan pH media (8.8±0.1)
6. Sterilkan di waterbath 100⁰C selama 1 jam
7. Tuang secara aseptis ke petri steril
Catatan : . Untuk media TCBS tidak disterilisasikan dalam autoklaf karena kandungan komposisi “bili salt” dalam agar tersebut akan menguap.
Sifat
Biakan
Pada media TCBS Vibrio cholerae membentuk koloni yang konvek , halus dan bulat ,berwarna kuning. Bersifat aerobe dan tumbuh pada media sederhana(biasa). pH optimum 7.8-8.0 dan tumbuh subur pada pH 9.2, tetapi mati dengan cepat oleh asam. Oleh karena itu , biakan yang mengandung karbohidrat yang dapat diragikan dengan cepat menjadi steril. pH alkalis dimaksudkan agar kuman-kuman enterik yang lain tidak dapat tumbuh. Suhu optimum 37.5⁰C
E.
Glukose
(Sabouraud Glukosa Agar)
Glukosa adalah suatu media yang digunakan untuk
melihat jamur seperti makrokonidia, Aspergillus
dan yang lainya. Sabouraud Glukosa Agar 2% (Glukosa Sabouraud Agar,
dimodifikasi) adalah Media
asam untuk isolasi, budidaya dan identifikasi patogen jamur dan ragi.
Prinsip dan
Interpretasi:
Khusus
pepton bertindak sebagai sumber karbon, nitrogen, mineral, vitamin dan
pertumbuhan penting lainnyanutrients. nutrisi. D (+)-Glukosa adalah karbohidrat
difermentasi. Karbohidrat konsentrasi tinggi relatif (2%) meningkatkan pH 5,6
growth.The jamur menghambat pertumbuhan bakteri. Efek ini dapat ditingkatkan
dengan menyesuaikan pH ke nilai ekstrim (sekitar 3.5 atau 10.0). Jika jamur
harus terisolasi dari berat terkontaminasi bahan, agen hambat selektif harus
ditambahkan. Media tanpa inhibitor juga harus diinokulasi. Untuk menekan
bakteri, tambahkan 500 mg / l cycloheximide (Fluka 01811), 12 mg / l penisilin
(Fluka 13.752) dan 40 mg/l streptomycin (Fluka 85880) (4) or substitute 40 mg/
chloramphenicol for the penicillin and mg / l streptomisin (Fluka 85.880) (4)
atau pengganti 40 mg / kloramfenikol untuk penisilin dan streptomisin (5).
Media ini menghambat bakteri serta beberapa jamur patogen sepertiCryptococcus neoformans , Aspergillus, Candida Nocardia dan
spesies tertentu.
F.
LOWENSTEIN
JENSEN (LJ)
Lowenstein Jensen adalah media yang
digunakan untuk isolasi dan budidaya micobakterium dan sebagai basis untuk
selektif, diferensial dan media diperkaya untuk Micobacterium tuberculosis
Sebelum
kita mengetahui mengenai media Lowenstein Jensen, terlebih dahulu kita juga
harus tahu mengenai bakteri Micobacterium tuberculosis : M.tuberculosis adalah
kelompok bakteri di dalam famili Micobacteriaceae dan ordo Actinomycetales dan
genus Micobacterium. Bakteri ini penyebab penyakit tuberculosis, bersifat tahan
asam dan sukar diwarnai. Berbentuk batang lurus dengan panjang 1-4um dan lebar
antara 0,2-0,5um. Pewarnaan yang berguna untuk melihat morfologi bakteri ini
adalah pewarnaan tahan asam, misalnya pewarnaan Zeihl Neelsen ataupun Kinyon
Gabbet.
Prinsip
media Lowenstein Jensen
Lowenstein-Jensen
menggunakan malasit green untuk menghambat bakteri lain kemudian memodifikasi
dengan citrate dan phosphate. Komposisi dari asam fatty dan protein esensial
untuk metabolisme bakteri. Glyserol bersumber dari carbon dan energi yang
dibutuhkan untuk type human tubercle bacillus dari pada bovine type. Asparagin
dan RNA ditumbuhkan untuk menyediakan sumber nitrogen dan stimulant pertumbuhan
coagulasi dari albumin telur selama proses. Inspirasi menyediakan medium solid
untuk inokulasi cultur specimen dari mikroba selalu berisi campuran contaminasi
mikroorganisme sehingga mengharuskan menggunakan antibiotic selektif di dalam
media untuk isolasi.
Asam nalidixic menghambat bakteri gram(-). Lincomycin menghambat gram (+). Cycloheximide menekan jamur saprofit.
Asam nalidixic menghambat bakteri gram(-). Lincomycin menghambat gram (+). Cycloheximide menekan jamur saprofit.
Koloni
yang tumbuh pada media Lowenstein Jensen
Bakteri tahan asam yang saprofit dapat tumbuh dengan baik bila ditanam pada medium yang sederhana pada suhu kamar. Sebaliknya, bakteri tahan asam yang patogen tidak dapat tumbuh pada media yang sederhana, tetapi hanya dapat tumbuh secara lambat pada media yang mengandung inspissated serum, telur, dan tepung kentang. Bakteri M.tubberculosis tumbuh baik pada pH optimal 6,8.
Bakteri tahan asam yang saprofit dapat tumbuh dengan baik bila ditanam pada medium yang sederhana pada suhu kamar. Sebaliknya, bakteri tahan asam yang patogen tidak dapat tumbuh pada media yang sederhana, tetapi hanya dapat tumbuh secara lambat pada media yang mengandung inspissated serum, telur, dan tepung kentang. Bakteri M.tubberculosis tumbuh baik pada pH optimal 6,8.
Koloni
M.tuberculosis berwarna krem, permukaannya tidak rata atau berdungkul dungkul
seperti bunga kubis kering. Koloni mikrobacteria yang patogen akan berbau
seperti aroma buah. Pemberian gliserol juga bisa merangsang pertumbuhan
M.tuberculosis
Cara pembuatan:
1.
Campur
37,4 g bubuk dalam 600 ml air murni berisi 12 mL gliserol.Jangan menambahkan
gliserol jika Tuberkulum basil tipe bovine atau organisme glycerophobic lainnya
untuk dibudidayakan. Aduk rata.
2. Panaskan dengan sampai media mendidih.
3.
Autoclave
pada 121°C selama 15menit. dinginkan kira-kira suhu 50 ° C.
4.
Sementara
itu, siapkan 1.000 ml seluruh telur dikumpulkan aseptik dan dicampur secara
merata, tanpa ada gelembung udara.
5.
Mempercampurkan
media dasar dan telur perlahan sampai campuran merata dan tanpa gelembung
udara.
6.
Masukkan
dalam wadah steril yang sesuai tutup tabung.
7. Atur tabung dalam posisi miring,
biarkan mengental dan mengental pada 85 ° C selama 45 menit.
8.
Uji
sampel produk jadi untuk kinerja dengan menggunakan stabil dan cultur kontrol.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
a. Gelas ukur
b. Tabung Erlenmeyer
c. Lampu Spiritus
d. Tabung Reaksi
e. Tabung Durham
f. Pipet Tetes
g. Suntikan
h. Korek Api
i. Cawan Petri
j. Kertas pH
2. Bahan
a.
Reagen
b.
Aquades
c.
Kapas
d.
Larutan
BTB
e.
Larutan
KOH
B.
Skema
Kerja
Pembuatan
Media Lactose Broth (LB)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
Warna saat air + reagen
dipanaskan
|
pH
|
Warna
|
|
ditambah BTB
|
Ditambah KOH
|
||
Coklat Keruh
|
6,8
|
Hijau
|
Biru
|
Tabel Hasil Pengamatan
Dalam praktikum ini didapatkan hasil, pada saat pertama reagen
ditambahkan air di dalam tabung erlenmeyer, dan dipanaskan larutan berwarna
coklat keruh. Dan mengukur dengan kertas pH didapat 6,8, kemudian saat
ditambahkan larutan BTB (Bront Timol Blue) warna larutan menjadi hijau. Setelah
itu ditambahkan KOH dan dicampurkan warna larutan berubah menjadi biru. Setelah
larutandimasukan ke dalam tabung reaksi dan tabung durham..
Karena
tidak dimasukan ke dalam incubator, sehingga kita belum bisa melihat hasil
positif ataupun negative dari percobaan ini.
B. PEMBAHASAHAN
Dalam pengerjaan mikrobiologi,
utamanya pembiakan mikroba dibutuhkan suatu media atau medium yang sesuai
dengan mikrobanya. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Bahan yang sering digunakan dalam
pembuatan media adalah Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan,
granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya
adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw
& Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar
tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam. Dalam pembuatan media diperlukan
juga beberapa zat hara atau nutrisi, nutrisi tersebut biasanya diperoleh dari
komponen-komponen nutrien tambahan lainnya seperti, pepton, meat extract,
yeast extract dan karbohidrat.
Nutrien dalam media ini berperan sebagai sumber energi bagi
mikroba,sebagai bahan pembangun sel dan aseptor elektron. Sehingga dengan
adanya nutrien-nutrien menjadikan mikroba dapat hidup dan berkembangbiak.
Berdasarkan bentuknya media dapat dibedakan menjadi media padat, media cair dan
media semi padat. Adapun berdasarkan komposisi nutriennya, media terbagi
menjadi media sintetik dan non sintetik. Sedangkan berdasarkan fungsinya
terbagi menjadi media umum, media pengaya, media selektif dan media diferensial.
Media padat dapat diperoleh dengan menambahkan agar. Contoh dari media padat: Nutrient agar (NA), Plate Count
Agar (PCA), Potato Dextrose Agar (PDA), EMBA (Eosin Methylen Blue Agar). Media
cair dapat digunakan untuk berbagai tujuan termasuk menumbuhkan atau membiakkan
mikroorganisme, fermentasi dan uji-uji lainnya. Misalnya: Nutrient Broth (Kaldu
Nutrient), LB (Lactosa Broth), YEPD (Yeast Extract Pepton Dextrose), Y8, dan
YPG (Yeast Pepton Glyserol). Media semi padat mempunyai konsistensi di antara
media cair dan media padat.
Pada percobaan ini
dilakukan penyiapan media cair, dan juga melakukan sterilisasi alat-alat gelas yang akan digunakan untuk media
pertumbuhan mikroba. Pembuatan media cair dilakukan dengan memasukan reagen kedalam gelas ukur dan
ditambah aquades sebanyak 100 cc, dan dipanaskan dengan api diatas lampu
spiritus, setelah itu mengukur dengan pH, kemudian menambahkan BTB, dan juga
KOH, setelah itu mengisi tabung reaksi dengan larutan diatas sebanyak 5 cc,
demikian pula dengan tabung durham diisi 3 cc, dan tabung durham tersebut
dimasukan ke dalam tabung reaksi, dan terakhir tutup tabung reaksi dengan kapas
, dan sterilkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Macam-macam media berdasarkan sifat fisik dibagi tiga, yaitu medium padat,
setengah padat dan cair. Menurut komposisinya dibagi menjadi tiga, yaitu medium
sintesis, semi sintesis dan non
sintesis. Menurut tujuannya dibagi menjadi tujuh, yaitu media untuk isolasi,
media penghambat, media diperkaya, media untuk peremajaan kultur, media untuk
menentukan kebutuhan nutrisi spesifik, media untuk karakterisasi bakteri dan
media diferensial. Adapun macam-macam media dalam prakikum ini antara lain,
Endo Agar, Nutrient agar, Lactose Broth (LB), TCBS, dan Glukose. Namun,
praktikum yang lebih spesifik dikerjakan adalah Lactose Broth (LB) dimana
merupakan suatu media selektif khusus untuk memeriksa benda cair, seperti
memeriksa jamu, jus, air suling, dan sebagainya.
B. Saran
1.
Dalam
praktikum ini praktikan harus mempunyai ketelitian yang tinggi, sehingga dapat
media pertumbuhan mikroba tidak terjadi kontaminasi.
2.
Praktikan
harus mengamati dengan benar hasil dari pengamatan kuman dan jamur yang telah
didapat pada praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Assani,
S. 1994. Mikrobiologi
Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Cambell,
Neil A. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Jutono. 1972.
Dasar-dasar Mikrobiologi.Yogyakarta :
Gadah Mada Press
Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan
Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian Bioteknologi
Tanaman Pangan, Bogor.
Singleton, Paul dan Sainsbury, Diana. 2006. Dictionary
of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Tim Mikrobiologi FK Unibraw. 2003. Bakteriologi Medik. Jawa Timur : Bayumedia Publishing
Waluyo, L .2007 .Mikrobiologi Umum . Universitas
Muhammadiyah Malang Press. Malang.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
0 comments: