Download : KLIK SINI
HALAMAN
PENGESAHAN
1.
Nama
Pengujian/Analisis/Materi : Isolasi Kuman
2.
Penyusun :
Nama : Deby Kurniadi NIM : 25010111140277
3.
Lokasi
Kegiatan : Laboratorium Terpadu FKM Undip
Semarang, 20 Juni 2012
Mengetahui,
PJMK/Dosen Praktikum Asisten
Praktikum
Woeryanto, M.Si Fitriana
Putri U.
NIP : 130606878 NIM : E2A009110
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. 1
DAFTAR ISI...................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL.............................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... 5
PRAKATA......................................................................................................... 6
BAB I Pendahuluan
a.
Tujuan Praktikum ........................................................................... 7
b.
Manfaat Praktikum ........................................................................... 7
BAB II Dasar Teori
a.
Faktor pertumbuhan mikroba.................................................................. 8
b.
Metode Isolasi ......................................................................................... 9
BAB III Metode Praktikum
a. Alat dan Bahan ..................................................................................... 15
b. Skema kerja ......................................................................................... 15
BAB IV Hasil dan Pembahasan
a.
Hasil.......................................................................................................
17
b.
Pembahasan.........................................................................................
18
BAB V Penutup
a. Kesimpulan ........................................................................................... 19
b. Saran.....................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20
LAMPIRAN ................................................................................................... 21
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Hasil pengamatan............................................................................ 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Teknik Dilusi..............................................................................
9
Gambar 2 . Teknik Streak Plate ................................................................. 11
Gambar 3. Penggoresan............................................................................. 12
Gambar 4. Teknik Slant Agar. (a) memasukkan kultur pada slant agar (b) bagian-bagian yang akan
dipindahkan ........................................................................................... 14
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar
Dokumentasi.................................................................................... 21
Laporan
sementara........................................................................................ 22
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi
tentang Isolasi Kuman tepat pada waktunya.
Saya
juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini. Khususnya kepada dosen praktikum Bapak Woeryanto, M.Si
yang telah membimbing saya dalam laporan ini serta kakak-kakak asisten. Laporan
ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Mikrobiologi.
Laporan
ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih kurang.
Oleh karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik maupun
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan praktikum ini.
Akhir kata, saya sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan laporan
praktikum ini dari awal sampai akhir.
Semarang, 20 Juni 2012
Praktikan,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
TUJUAN
PRAKTIKUM
1.
Mengetahui
cara pembuatan berbagai media kuman
2.
Mendapatkan
biakan murni kuman
B.
MANFAAT
PRAKTIKUM
1.
Mahasiswa
mengetahui bagaimana cara melakukan pembuatan berbagai media kuman
2.
Mahasiswa
mampu melakukan pembuatan berbagai macam isolasi kuman
BAB II
DASAR TEORI
A. Faktor-faktor pertumbuhan mikroba
1. Suplai Energi
Mikroba sama
dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi
dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,
hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah
kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan
mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini.
Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis
adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
2.
Suhu/Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam
mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme. Suhu
dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang
berlawanan. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan
dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan
menurun dan pertumbuhan diperlambat. Apabila suhu
naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan
akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel
menjadi mati. Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu
: Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan
berlangsung paling cepat dan optimum. (Disebut juga suhu inkubasi). Suhu
maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan
tidak terjadi.
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila
dipanaskan pada suhu 60oC selama 10-20 menit. Tahan terhadap
panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk mematikan
sel. Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama
10-20 menit tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan
sel.
3.
Keasaman atau Kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan
memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh
pada kisaran ph 8,0 – 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya
bersifat merusak.
4. Ketersediaan
Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di
dalam kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan
menjadi Aerobik : hanya dapat tumbuh
apabila ada oksigen bebas. Anaerob :
hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas. Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan
atau tanpa oksigen bebas. Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen
dalam jumlah kecil.
B.
Metode-metode
isolasi biakan murni mikroorganisme
1.
Teknik Dilusi
(Pengenceran)
Gambar 1. Teknik Dilusi
Teknik dilusi sangat penting di dalam analisa
mikrobiologi. Karena hampir semua metode perhitungan jumlah sel mikroba
mempergunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count).
Cara Kerja :
a.
Dari larutan kultur kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke
dalam 9 ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/10
bagian.
Dari larutan dilusi 1/10 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/100 bagian.
Dari larutan dilusi 1/10 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/100 bagian.
b.
Dari larutan dilusi 1/100 kita ambil 1 ml dan kita
masukkan ke dalam 9 ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh
dilusi 1/1000 bagian.
c.
Dari larutan dilusi 1/1000 kita ambil 1 ml dan kita
masukkan ke dalam 9 ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh
dilusi 1/10.000 bagian.
d.
Dan
seterusnya
Maksud
dari 1/10, 1/100, 1/1000, 1/10.000
dst adalah suatu rasio dilusi yang apabila pada tiap dilusi ditumbuhkan ke
dalam suatu media dan koloninya yang tumbuh dapat dihitung, maka jumlah sel
mikroba dapat diketahui dengan cara :
1
|
|
Pengenceran
|
Misal
:
Apabila
pada dilusi 1/100 tumbuh sebanyak 20 koloni, maka dapat diketahui jumlah sel
adalah :
1
|
= 2000 sel
|
|
1/100
|
Apabila
pada dilusi 1/1000 tumbuh sebanyak 3 koloni, maka dapat diketahui jumlah sel
adalah :
1
|
= 3000 sel
|
|
1/1000
|
Oleh
karena itu, dengan metode dilusi kita dapat memperkirakan jumlah sel mikroba
pada suatu benda atau produk.
2. Teknik
Pour Plate (Lempeng
Tuang)
Teknik
Pour Plate adalah suatu teknik dalam
menumbuhkan mikroorganisme dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar
cair dengan stok kultur. Teknik ini umumnya digunakan pada metode Total Plate Count (TPC). Sedangkan
teknik streak plate adalah suatu
teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme dalam media agar dengan cara menggores
(streak) permukaan agar dengan jarum
yang telah diinokulasi dengan kultur mikroba. Teknik ini menjadikan
mikroorganisme tumbuh dan tampak pada goresan-goresan inokulasi bekas jarum.
3.
Teknik Streak Plate
Gambar 2 . Teknik Streak Plate
Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu
teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menstreak (menggores) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan
dengan kultur bakteri. Dengan teknik ini mikroorganisme yang tumbuh akan tampak
dalam goresan-goresan inokulum bekas dari streak jarum enten.
Cara
ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian. Ose steril yang
telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose
tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali
membentuk garis horisontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api
bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan
sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi
cawan tergores.
Pada metode ini, goresan di sisi pertama diharapkan koloni
tumbuh padat dan berhimpitan, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai
tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang
tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain. Seluruh tahap hendaknya dilakukan
secara aseptik agar tak terjadi kontaminasi.
Gambar 3. Penggoresan
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi
dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan
jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam
pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya
sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium
pembiakan.
Ada beberapa
teknik dalam metode goresan, yakni:
1) Goresan Sinambung
Cara kerja :
a)
Sentuhkan inokulum loop
pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.
b)
Jangan pijarkan loop,
lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.
c)
Goresan sinambung
umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk
peremajaan ke cawan atau medium baru.
2)
Goresan T
Cara kerja :
a)
Bagi cawan menjadi 3
bagian menggunakan spidol marker
b)
Inokulasi daerah 1
dengan streak zig-zag
c)
Panaskan jarum inokulan
dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2 (streak pada
gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
Lakukan hal yang sama
pada daerah 3
3)
Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Cara kerja :
Hampir sama dengan
goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1
merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan
pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi
koloni tunggal.
4.
Pemeliharaan Kultur pada Slant Agar
(a) (b)
Gambar 4. Teknik Slant Agar. (a) memasukkan kultur pada slant agar (b) bagian-bagian yang akan
dipindahkan.
Agar slants adalah kultivasi biakan mikroba ke dalam agar
miring di dalam tabung reaksi untuk melihat karakteristik koloni bakteri yang
tumbuh. Tiap bakteri memiliki karakteristik koloni yang berbeda.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
- Osse
- Media endo agar
- Media NA
- Pembakar spiritus
- Inkubator
2. Bahan :
- Bakso I
- Bakso II
B. CARA DAN SKEMA KERJA
1. Cara Kerja :
a.
Alat
dan bahan disiapkan
b.
Osse
dipanaskan hingga merah membara, lalu didinginkan
c.
Sampel
sambal diambil dengan menggunakan osse
d.
Osse
digoreskan pada media (goresan I)
e.
Osse
dipanaskan lagi hingga merah membara lalu didinginkan
f.
Dari
goresan 1 searah dan jadilah goresan II
g.
Ulangi
sampai goresan ke 4
h.
Cawan
petri dimasukan ke inkubator
2.
Skema kerja :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
PENGAMATAN
Media
NA (Bakso I)
|
Pengamatan
|
- Teksturnya kasar dan beberapa
halus
- Pertumbuhan bakteri lebih
rapat
- Kolininya besar
- Warnanya putih
- Berbau khas
|
|
Media
Endo Agar (Bakso II)
|
Pengamatan
|
- Bentuknya bulat kecil dan
besar, serta halus
- Pertumbuhan bakteri jarang
dan renggang
- Koloninya kecil
- Warnanya merah
- Berbau khas
|
Tabel 1.
Hasil pengamatan
B.
PEMBAHASAN
Percobaan ini
dilakukan dengan maksud untuk mengisolasi dan menginokulasi mikroorganisme.
Dengan melakukan percobaan ini diharapkan mikroba yang dikehendaki dapat tumbuh
dengan baik sehingga kita dapat melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap
mikroorganisme mengenai sifat morfologi, pertumbuhannya, fisiologis dan
termasuk bagaimana pertumbuhan mikroba tersebut.
Percobaan
ini ditujukan untuk mengisolasi mikroba yang berasal dari material berupa Bakso
Media
yang digunakan adalah plate agar yaitu Endo Agar (EA) dan Nutrient Agar (NA)
dengan teknik isolasi goresan kuadran. Goresan dilakukan dengan osse yang
sebelumnya dipanaskan hingga merah membara terlebih dahulu. Goresan dilakukan
dengan 4 kuadran berbeda (4 kali Isolasi) sesuai yang telah dijelaskan
sebelumnya sehingga pada goresan Isolasi keempat akan didapatkan biakan murni.
Setelah proses penggoresan dilanjutkan dengan proses inkubasi menggunakan
autoclave selama 24 jam dengan suhu 37ᵒC. Setelah itu bisa diamati ada atau
tidaknya biakan murni hasil isolasi.
Berdasarkan
pengamatan setelah mengalami inkubasi selama 24 jam ternyata terlihat bakteri pada isolasi
ini. Baik dengan medium Nutrient Agar (NA) dan Endo Agar (EA), pada keduanya
ditemui tanda-tanda
adanya bakteri yang terisolasi dan untuk mengetahui bakterinya perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut, yaitu penelitian mikroskopis.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan isolasi mikroorganisme yaitu :
1. Sifat setiap
jenis mikroorganisme yang akan diisolasi
2. Tempat hidup
atau asal mikroorganisme tersebut
3. Media
pertumbuhan yang sesuai
4. Cara
menginokulasi mikroorganisme
5. Cara
menginkunbasi mikroorganisme
6. Cara menguji
bahwa mikroorganisme yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai yang
dimaksud
7. Cara
pemeliharaan agar mikroorganisme yang diisolasi tetap merupakan kultur murni
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keberhasilan
pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara lain :
1.
Suplai
energi
2.
PH
3.
Suhu/Temperatur
4.
Ketersediaan
Oksigen
Metode
dalam perkembangbiakan mikroba diantaranya :
1.
Teknik
Dilusi
2.
Teknik
Pour Plate
3.
Teknik
Strate Plate
Dalam
pengamatan praktikum tidak ditemukan perkembangbiakan mikroba dalam media, jadi
kemungkinannya yang terjadi adalah tidak ditemukannya mikroba dalam bahan
makanan yang diteliti atau kesalahan dalam proses praktikum yang menyebabkan
kegagalan isolasi mikroba dalam media tersebut
B.
SARAN
1.
Praktikan
lebih teliti dalam melakukan pengamatan praktikum
2.
Mengikuti petunjuk dari dosen pembimbing dan asisten
praktikum
3.
Menyiapkan
segala alat pengamatan yang dikondisikan agar tidak mengangu jalannya percobaan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anonim.
Isolasi dan Pemurnian Mikroba.
http://www.scribd.com/doc/56202648/26251704-Isolasi-Dan-Pemurnian-Mikroba diakses pada tanggal 8 Juni 2012
http://www.scribd.com/doc/56202648/26251704-Isolasi-Dan-Pemurnian-Mikroba diakses pada tanggal 8 Juni 2012
2.
Setyawati,
Gita Novianti. 2012. Endo Agar dan EMBA.
online http://www.scribd.com/doc/55707829/Endo-Agar-Dan-EMBA.
(Diakses tanggal 30 Mei 2012, jam 24.23 WIB)
(Diakses tanggal 30 Mei 2012, jam 24.23 WIB)
3.
Assani,
S. 1994. Mikrobiologi
Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
4. Cambell, Neil A. 2003. Biologi
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
5.
Jutono.
1972. Dasar-dasar
Mikrobiologi.Yogyakarta : Gadjah Mada Press
6.
Singleton,
Paul dan Sainsbury, Diana. 2006. Dictionary of Microbiology and
Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
0 comments: